Showing posts with label opini. Show all posts
Showing posts with label opini. Show all posts
Wujudkan Cita-Citamu Bersama IPNU&IPPNU

Wujudkan Cita-Citamu Bersama IPNU&IPPNU


Foto bersama : Zidan&Ida (tengah) bersama Bayu Wijayanti Balian KB&KS (kiri) serta Basirul Khakim Camat Kajoran (kanan) setelah Upacara Peringatan Proklamasi 

Kartika News - Berprestasi, menjadi satu kata yang selalu ditanamkan dalam setiap jiwa di IPNU&IPPNU. Sebagai pelajar yang menjadi pemeran utama perubahan bangsa kami mempunyai tanggungjawab besar untuk terus menyiapkan diri menjadi pemimpin negeri. 

Melalui IPNU&IPPNU kita mendapat kesempatan besar untuk mewujudkan mimpi, merealisasikan cita-cita untuk menjadi pemuda harapan bangsa. 

Zidan Kazbiyan M dan Ida Nailil Khusna misalnya, mereka berdua adalah kader IPNU&IPPNU yang telah memberikan motivasi bagi kita semua untuk terus berusaha merealisasikan mimpi. Terus berlari dan mengepalkan tangan dalam menghadapi setiap tantangan yang menghadang. Berbagai prestasi mereka raih sebagai pembuktian bahwa pelajar merupakan calon pemimpin negeri. Saat ini mereka masih berusaha mewujudkan cita-citanya menjadi salah satu bagian dari prajurit negeri penjaga NKRI. Selamat berjuang menjadi prajurit TNI. (nandcbp)
PACARAN?

PACARAN?

arstechnica.com
Pernahkan kamu berfikir sejenak disaat kamu sedang asyik dengan pacarmu.Disaat itu juga kamu memberatkan dosa orangtuamu yang akan dihisab nanti?
.
Pernahkah kamu berfikir disaat kamu tertawa dengan pacarmu.Orangtuamu menjerit menangis kesakitan karena panasnya api neraka?
.
Sebegitu tegakah kamu kepada orangtuamu?hanya menuruti ego yang bernama Nafsu. Tak membayangkankah kamu disaat kamu kecil,bagaimana kamu dirawat dan dididik mereka sampai seperti saat ini?
.
Coba renungkan sejenak!Lalu tanyakan pada hatimu. Apa yg sehausnya kau lakukan! Jika hatimu belum tersentuh,cobalah berfikir kembali!
.
Tak takutkah kamu dengan azab Alloh?tak malukah kamu dengan udara segar yg masih bisa kamu hirup dan rezeki yang Alloh kasih untukmu?Namun kau masih melakukan maksiat padahal Alloh jelas melarang PACARAN dalam islam
.
Jika kau sudah tau pacaran dilarang dalam islam namun masih kau lakukan dengan mengatasnamakan cinta.Coba kau tanyakan pada hatimu apa benar itu cinta?. Apa kau rela orang kau cintai malah mendapatkan dosa?
Apa kau rela orang yg kau cintai mendapatkan siksa panasnya api neraka?
.
Tanyakan pada hatimu!
Apakah itu cinta ataukah hanya nafsu yang berbalut dengan kata Cinta?
.
Tanyakan pada hatimu!
Jika ada cara halal dengan cara menikah mengapa memilih yang haram dengan pacaran?
.
Karena,Hidup ini singkat,Jangan gunakan hanya untuk maksiat!
Lebih baik gunakan waktu untuk keluarga.

Karya : Mutiara Syarifah
Indonesia Butuh Istighotsah dan Mujahadah Bukan Teriakan Bid’ah

Indonesia Butuh Istighotsah dan Mujahadah Bukan Teriakan Bid’ah


  Dewasa ini seiring perkembangan teknologi informasi, aku sering mendengar ceramah ustadz dan tokoh petinggi Islam lain melalui siaran media sosial. Youtube misalnya, banyak sekali video ceramah ustadz baik yang mengandung makna ataupun tidak (provokatif atau cenderung ke hal-hal negatif). Seakan dakwah yang paling diminati adalah dakwah melalui video youtube. Tak jarang tokoh yang aku lihat, penyampaiannya sangat provokatif dan sering mengatakan bid’ah, kafir, musyrik kepada golongan lain yang berbeda baik dalam bidang amalan, aqidah, pemahaman, pemikiran dan lain sebagainya. Hal itulah yang menurutku sangat tidak berguna dan tidak bermanfaat. Terlebih umat beragama di Indonesia merupakan umat agama yang mampu berbaur dengan kebudayaan lokal asli indonesia.

  "Ini bid’ah..! itu Syirik..! kamu Kafir..! Jahanam..!" Kata yang tidak pantas untuk diucapkan seorang muslim, kecuali memang ada bukti yang haq, bukti yang mendasari bahwa orang atau golongan tersebut memang seperti yang ia katakan. Bid’ah merupakan sebutan bagi segala sesuatu yang berhubungan dengan agama, yang mana hal atau amalan tersebut tidak ada pada zaman Rosulullah SAW. "Kullu bid’atin dzolalah (semua bid’ah adalah sesat)" namun, pada makna lughot (kebahasaan) kullu dapat berartikan semua namun hanya sebagian saja. Sehingga para Ulama Ahlusunnah Wal Jamaah membagi bid’ah menjadi dua bagian. Yakni bid’ah hasanah (bid’ah yang baik) misalnya bid’ah tahlilan, ziarah kubur, mujahadah, majelis dzikir, istighotsah dan amalan-amalan lain. Kemudian yang kedua, bid’ah dzolalah (bid’ah yang salah) yakni semisal bid’ah yang dilakukan oleh golongan takfiri (salafy-wahabbi) membagi Tauhid menjadi tiga bagian (Uluhiyyah, Rubbubiyah, Asma wa sifat).

  Aku melihat, ada beberapa golongan Islam di Indonesia yang mengharamkan Istighosah, mujahadah, tahlil dan rangkaian kegiatan ruhaniyah dengan mengumpulkan banyak jamaah. Golongan tersebut selalu "nyinyir" terhadap segala amaliyah baik yang dilakukan oleh golongan Islam Ahlusunnah Wal Jamaah An-Nahdliyyah. Istighosah misalnya, do’a untuk keselamatan bangsa. Kala itu, banyak orang yang menyebut bahwasanya amalan tersebut syirik dan bid’ah. "Tidak.!! Kami semua berdo’a kepada Tuhan (Allah SWT) supaya Indonesia diberikan perlindungan dari segala bentuk malapetaka dan marabahaya, selalu dicintai Allah, selalu menjadi negara damai yang menjunjung tinggi asas kemanusiaan secara haq. Lalu, kafir, syirik dan bid’ahnya dari mana?. Tidak ada yang menyembah yang lain selain Allah disini. Lalu, bid’ah dari mana?" pikirku kala itu.

  Mari sedikit flashback sejarah.

  Tahukah kamu? Indonesia merdeka tak luput dari ritual para Ulama besar yang mana ritual tersebut salah satunya adalah mujahadah, istighotsah, dzikir dan lain-lain. Ritual ini berisikan do’a-do’a yang dipanjatkan hanya kepada Allah SWT. Allah berfirman "Berdoalah (mintalah) kepadaku, niscaya aku kabulkan untukmu”(QS. Al-Mukmin : 60). Maka, jika ada seseorang yang tidak mau berdo’a kepada Allah SWT, orang tersebut tergolong orang yang sombong terhadap Allah. "Tidak akan masuk Surga orang yang terdapat sebesar biji zarah kesombongan dalam hatinya" (Hadis Riwayat Muslim dari Abdullah bin Mas’ud RA").

  Hingga saat ini, Indonesia sangat membutuhkan ritual (amaliyah) keagamaan seperti majelis dzikir, Istighotsah, Mujahadah, dan lain sebagainya supaya memperkokoh pondasi benteng bangsa Indonesia. Sehigga, Indonesia tidak mudah diserang, diadu domba, bahkan ditaklukkan oleh bangsa lain.

  Adanya bangsa Indonesia, pedoman empat pilar bernegara dan lain sebagainya juga tidaklah luput dari amaliyah dzikir, mujahadah dan istighotsah para Ulama zaman perjuangan dengan istiqomah. Sampai Indonesia seperti yang kita rasakan saat ini, semua itu tidak lepas dari ritual amaliyah mujahadah, istighotsah, dan lain sebagainya. Sehingga, jika dikata itu merupakan hal yang bid’ah, syirik, kafir, tentu Ulama zaman dahulu akan lebih mengerti dan lebih faham. Sebab keilmuan Ulama zaman dahulu sangat tinggi. Dapat dilihat dari keistiqomahannya dan ketawadlu’annya.

  Dari dulu hingga sekarang dan sampai kapanpun juga, Indonesia sangat membutuhkan amaliyah mujahadah, istighotsah dan lainnya. Sebab, itulah yang diajarkan para Walisongo, Ulama besar zaman perjuangan, sesepuh Islam Nusantara zaman dahulu. Tanpa adanya amaliyah tersebut, entahlah aku tidak membayangkan apa yang akan terjadi kepada Indonesia. "Indonesia butuh istighotsah dan dzikir. Bukan teriakan bid’ah dan kafir !. Camkan itu !"


Vinanda Febriani. Borobudur, 25 Agustus 2017.

Indonesia Emas 2045; Amanat yang Harus Diperjuangkan

Indonesia Emas 2045; Amanat yang Harus Diperjuangkan

#MenujuGenerasiIndonesiaEmas2045
Saya sangat bangga menjadi warga negara Indonesia. Indonesia selalu memberikan inspirasi untuk terus berkarya. Indonesia selalu mengingatkan akan pentingnya semangat bekerja. Bhineka tunggal ika itulah semboyannya. Indonesia tidak akan melupakan pahlawannya. Indonesia adalah harapan kedamaian dunia.

Sudah lebih dari setengah abad Indonesia merdeka dari penjajahan. Kemerdekaan Indonesia memberikan peluang bagi negara ini untuk mengatur konsep kewarganegaraannya.

Sesuai dengan teori kontrak sosial setiap warga negara berhak mendapatkan hak dan kewajibannya dalam melaksanakan kehidupan berbangsa dan bernegara. Begitu juga dengan negara Indonesia, Indonesia mempunyai peraturan tentang kewarganegaraan salah satunya Indonesia tidak menerima dua status warga negara, maksudnya warga negara Indonesia hanya boleh menjadi warga negara Indonesia tidak ditambah menjadi warga negara lainnya.

Ini maksudnya loyalitas kepada negara Indonesia tidak bisa diduakan dengan loyalitas kepada negera lainnya. Indonesia merdeka sudah mendekati satu abad lamanya. Untuk menyambut satu abad Indonesia merdeka pemerintah mencanangkan gerakan Indonesia Emas 2045 sebagai hadiah 100 tahun Indonesia merdeka. Indonesia Emas merupakan harapan besar Indonesia mencapai idealismenya sebagai bangsa yang berpancasila.

Namun hal itu tidak bisa begitu saja terjadi tanpa perjuangan kita semua sebagai aset negara. Berbagai tantangan dan halangan sudah siap menghadang niat baik tersebut. Mulai dari permasalahan anak-anak, remaja, pemuda bahkan permasalahan orang-orang dewasa yang menghiasi bingkai kewarganegaraan di negeri ini.

Perkembangan Teknologi Informatika

Perkembangan teknologi informatika yang sangat pesat dewasa ini berdampak pada pola kehidupan bermasyarakat yang jika tidak disikapi dengan baik akan menimbulkan dampak negatif yang diterima oleh penggunanya. Anak-anak dengan giatnya memegang [1]gadget untuk menghibur diri setiap hari bahkan setiap waktu. Permainan android menghiasi dunia baru mereka yang berdampak pada kecanduan bermain game. Hal ini apabila tidak disikapi dengan baik akan berakibat pada kurangnya proses pembelajaran anak dalam berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Pada kasus ini juga dapat menimbulkan bibit egoisme pada diri anak yang apabila tidak disikapi dengan baik akan membahayakan dikemudian hari.

Selain itu media sosial dengan kemasan menariknya menjadi bius baru bagi remaja dan pemuda Indonesia. Bahkan saat ini terkesan tiada hari tanpa media sosial. Hal ini dibukktikan dengan banyaknya pengguna media sosial seperti facebook, twitter, bbm dan sejenisnya. Tidak jarang teman-teman kita di [2]medsos begitu gampangnya mengirim konten yang berisi aktifitas sehari-hari mereka. Lapar….; ngantuk….; pushing….; tidur dulu ya….; merupakan beberapa contoh kiriman yang sering kita jumpai di medsos yang kesannya tidak ada kerjaan selain posting di medsos.

Pada kasus lain media sosial juga sangat berperan menimbulkan dampak negatif bagi bangsa ini. Media sosial sebagai ladang propaganda sebagian kelompok cukup menjadi penghalang keharmonisan kehidupan bermasyarakat. Berbagai informasi di media sosial dewasa ini banyak yang tidak sesuai dengan keadaan yang terjadi. Hal ini tentunya karena kurangnya rasa memiliki sebagai satu bangsa satu negara yang seharusnya mampu menjaga kebenaran informasi yang kita sampaikan.

Tidak selesai disitu permasalahan yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi informasi ternyata sangat banyak. Fenomena [3]selfie dimana-mana menjadi salah satu fenomena yang dapat kita saksikan bersama bahkan menjadi isu nasional. Banyak remaja dan anak muda tidak bisa lepas dengan budaya selfie karena pengaruh lingkungan sekitar.

Hampir segala kegiatan yang dilakukannya diabadikan lewat selfie. Walaupun disisi lain memandang bahwa selfie berguna untuk mendokumentasikan segala kegiatan yang kita lakukan. Tetapi yang terjadi dilapangan selfie lebih terlihat sebagai pemuas keinginan yang menjadi ajang memperlihatkan keunggulan diri sendiri kepada orang lain bahkan dibeberapa konidisi banyak yang melakukan ini tanpa mengenal tempat dan waktu. Misal melakukan selfie didepan seorang yang sedang bekerja tanpa izin pengambilan gambar yang terkesan pelaku tidak menghargai orang di sekitar.

Karakter remaja dan pemuda sebagai penjelajah ternyata juga sangat terlihat pada implementasi perkembangan teknologi informatika. Banyaknya konten-konten online yang dapat diakses oleh semua orang bahkan konten-konten yang tidak pantas/tidak layak dikonsumsi menjadi kesempatan sebagian kelompok untuk memanfaatkannya bahkan berujung pada kemerosotan moral bangsa. Konten yang bernuansa pornografi menjadi salah satu contohnya. Hal semacam ini sanagat membahayakan bagi kehidupan kader bangsa sebagai penerus perjuangan bangsa. Awalnya mereka belum tahu apa-apa, karena ada ajakan dari teman lama-kelamaan mulai berani melakukan penelusuran online dengan mecari kata-kata kuncinya, tidak sedikit diantara remaja Indonesia yang karena melihat konten-konten pornografi lewat gambar ataupun video mereka punya keinginan untuk melakukan/meniru hal tersebut. Alhasil banyak sekali remaja dan pemuda Indonesia yang hari ini sudah terjerumus

pada kegiatan pornoaksi hanya karena sebab awalnya menonton konten pornografi lewat gambar atau video. Sehingga dapat kita lihat hari ini banyak sekali pergaulan bebas yang dilakukan oleh remaja/anak muda terlebih di daerah perkotaan yang ditambah oleh pengaruh lingkungan masyarakat sekitar yang lebih membebaskan suatu hal yang baru walaupun tidak baik bagi masa depan bangsa.

Ekonomi Berbasis Materialis

Dewasa ini bisa kita rasakan perekonomian di negara kita belum sampai pada level ekonomi yang adil dan sejahtera. Hal ini dibuktikan banyaknya kaum menengah keatas dan disisi lain juga banyak kaum kurang mampu dalam satu lingkup daerah. Belum meratanya kepedulian terhadap orang-orang kurang mampu menjadi penyebab dua keadaan berbalik arah ini terjadi. Banyak pengusaha sukses dengan tanpa merasa bersalah tidak peduli terhadap perkembangan perekonomian di masyarakat sekitarnya. Bahkan pada situasi yang sangat memprihatinkan lagi beberapa oknum yang mempunyai title pengusaha tidak mempedulikan dampak negatif yang ditimbulkan dari usaha yang dilakukannya bagi masyarakat sekitar.

Pada Desember 2015, saya berkesempatan silaturrahmi ke Jawa Timur tepatnya di Kabupaten Jombang pada acara Muktamar NU. Satu hal yang membuat saya kaget dan tidak habis pikir di Jombang waktu itu ternyata di pinggir jalan raya ada sungai panjang yang airnya sudah berubah warna menjadi hitam pekat dengan bau menyengat. Ternyata setelah saya telusuri sepanjang sungai tersebut ada aliran pembuangan limbah dari beberapa pabrik di sekitar kota. Hal ini tentunya sangat menunjukkan bahwa kalangan pengusaha dalam hal ini pemilik pabrik tidak mempertimbangkan sampai pada dampak negatif apa yang nanti

ditimbulkan dari usahanya tersebut. [4] Materialisme menjadi salah satu pemeran utama ketidakpedulian segelintir orang terhadap keberlangsungan lingkungan sekitar. Keadaan ini kalau dibiarkan begitu saja dan tidak ada tindak lanjut dapat memunculkan permasalahan baru yang lebih mengerikan bagi keharmonisan kehidupan masyarakat di lingkungannya.

Beralih melihat perkembangan ekonomi yang melibatkan dunia maya. Baru-baru ini dilingkungan saya sedang trend mencari uang lewat online. Pada kasus ini saya mengambil sampel permasalahan pada praktik pencarian uang lewat media youtube dan media online sejenisnya yang didukung dengan fasilitas pengiklanan [5] Google AdSense. Disini bisa kita lihat begitu subur paham materialis sudah melekat pada otak sebagian warga negara Indonesia. Mulai dari pembajakan hak cipta konten, pemalsuan informasi yang disampaikan sampai memasukkan konten-konten yang tidak sepantasnya menjadi alat mengumpulkan uang. Walaupun cara yang dilakukan itu tidak menyimpang dari prinsip berwirausaha dalam hal ini sudah bisa dikatakan uang yang didapatkan itu halal tetapi belum tentu bisa dikategorikan sampai tingkatan halalan thayyiban.

Pada suatu kasus saya jumpai bebarapa kali saat menonton video melalui youtube dengan konten shalawat didalamnya, yang membuat aneh dan tidak sepantasnya terjadi pada beberapa konten iklan dari video tersebut mengandung unsur yang tidak sepantasnya membaur menjadi satu dengan konten suci sekelas shalawat. Bahkan tidak lama ini ketika saya mencoba menginstal aplikasi al-quran lewat hp android tiba-tiba setelah aplikasi terinstal dan berhasil saya buka, pada bagian bawah aplikasi ada iklan foto wanita telanjang yang muncul setiap aplikasi itu dibuka. Kondisi semacam ini tentunya sangat memprihatinkan kalau kita berbicara karakter bangsa. Karena jelas sudah jauh dari karakter Indonesia berpancasila. Apakah pantas konten yang sangat suci bagi penganut agama islam

(sekelas al-quran) di dalamnya disisipkan konten yang jelas tidak diperbolehkan oleh anjuran agama? Pertanyaan tersebut hanya bisa dijawab dengan hati nurani bukan dengan logika yang sudah tercampuri paham materialis produk luar negeri itu.

Hal tersebut tentunya tidak sesuai dengan prinsip yang diajarkan oleh agama islam yaitu bekerja sebagai langkah untuk beribadah. Dimana ketika kondisi masih berbicara seperti kasus yang ada diatas, bekerja belum bisa sampai pada titik sukarela untuk kemajuan agama, bangsa dan negara. Tetapi masih memunculkan egoisme sebagai makhluk yang membutuhkan uang sebanyak-banyaknya tanpa mempertimbangkan seberapa dampak negatif yang kita munculkan dari apa yang kita lakukan.

Konsumtif yang Masih Tinggi

Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat konsumtif yang sangat tinggi. Perilaku konsumtif yang sangat tinggi ini juga berpengaruh terhadap pola hidup sehari-hari

bahkan berpengaruh terhadap mental wirausaha seseorang dan lingkungannya. Dewasa ini Indonesia lewat lembaga-lembaga pendidikan formalnya mengadakan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang mempunyai harapan output dari sekolah tersebut bermental wirausaha yang lebih dari lulusan sekolah-sekolah umum lainnya. Tetapi sampai hari ini target tersebut

belum sepenuhnya bisa terlaksana dengan merata. Banyak lulusan SMK yang setelah lulus kebingungan mencari lapangan pekerjaan. Hal ini dipersulit dengan persaingan global yang sangat ketat dimana jumlah lapangan pekerjaan yang ada saat ini tidak lebih banyak dari jumlah orang-orang yang membutuhkan. Tentunya pola hidup ini dapat memunculkan pemandangan banyaknya pengangguran di mana-mana. Kenapa pola pikir kita tidak diubah dari mencari lapangan pekerjaan menjadi menciptakan lapangan pekerjaan?

Kehidupan Warga Negara Masih Sebatas Formalitas Belaka

Tampaknya, Indonesia merdeka lebih dari setengah abad ini belum bisa menghayati teori kontrak sosial yang selalu mengaitkan warga negara dengan hak dan kewajiban. Masih banyak masyarakat yang berpendapat formalitas tidak ada artinya bahkan memanfaatkan formalitas sebagai alat untuk menguntungkan pribadi tanpa memperhatikan dampak negatif

yang nanti akan muncul dilingkungan sekitarnya masih biasa.

Mulai dari penanaman mind set kepada anak-anak kelas enam SD dengan kata “nilai ujianmu harus tinggi ya nak!”, bukan dengan redaksi “besuk kalau kamu lulus ilmumu harus bermanfaat ya nak!”. Pola pikir sederhana tetapi mematikan ini masih dipraktikkan oleh banyak orang tua di Indonesia. Kasus ini memberikan kemungkinan munculnya banyak permasalahan dikemudian hari bagi korban penanaman disorientasi yang dilakukan oleh sebagian orang tua ini. Kemungkinan munculnya ide-ide kecurangan yang akan dilakukan oleh anak menjadi kemungkinan terburuk yang menjadi gerbang awal kemerosotan moral bangsa dikemudian hari. Hal lain bisa kita lihat pada beberapa kasus ketika anak SD mendapat pekerjaan rumah (PR) dari gurunya serantak orang tua dengan tidak mempertimbangkan apa yang nanti akan terjadi mengucapkan “Ayo PR nya dikerjakan! Kalau tidak dikerjakan nanti dimarahi bu guru ” kenapa tidak dengan redaksi “Ayo PR nya dikerjakan! Itu adalah kewajiban yang harus dilaksanakan”. Sederhana tetapi sangat berpengaruh bagi kehidupan anak dikemudian hari. Karena daya rekam anak usia dini itu sangatlah kuat dan itu yang akan dijadikan dasar pijakan saat dewasa nanti. Hal semacam itu juga banyak kita jumpai menjelang ujian nasional ditingkat SMP maupun SMA. Dimana mind set sebagian orang masih menganggap bahwa nilai bagus lebih penting daripada manfaat ilmu tersebut. Hal itu mengakibatkan berbagai dorongan untuk memenuhi hasrat nilai bagus dengan segala cara. Pada level tingkat SMP dan SMA sering kita jumpai dengan praktik kecurangan mulai dengan membawa contekan kedalam ruang ujian, kasus bocornya soal ujian sehingga diperjual belikan oleh beberapa oknum, bahkan yang lebih mengerikan ketika oknum guru masuk memberikan mind set bahwa mencontek dalam satu sekolah untuk ujian nasional diperbolehkan dengan dasar loyalitas satu sekolah sebagai satu tim. Kasus tersebut tentunya akan menghalangi cita-cita Indonesia Emas 2045 ketika tidak ada upaya tindak lanjut yang berorientasi perbaikan akhlak anak bangsa.

Berbeda dengan permaslahan yang dialami oleh siswa SD, SMP dan SMA, orang-orang dewasa mulai mengembangkan mind set yang mengandung nilai disorientasi sebagai warga negara yang pernah diterimanya saat menginjak usia-usia sebelumnya. Misalnya pada kasus pembuatan surat izin mengendarai (SIM) banyak sekali sebagian dari warga negara kita yang karena kepentingan pribadinya dengan terpaksa membuat sim, bukan karena keterpanggilan sebagai warga negara untuk memenuhi kewajibannya tetapi masih sebatas melaksanakan atas dasar keterpaksaan.

Mengejar ijazah/surat keterangan lulus hanya untuk diakui orang lain juga menjadi contoh praktik kesalahan mind set dikalangan warga Indonesia. Mereka dengan bangga mendapat ijazah tanpa berfikir dan melakukan upaya bahwa ia mempunyai beban mental untuk terus belajar karena gelar yang ia miliki. Mind set semacam ini bisa dengan mudah kita jumpai dikalangan mahasiswa ketika akan membuat skripsi, banyak sekelompok mahasiswa dengan pola pikir demikian sangat mudah mengatakan “siapa yang mau mengerjakan skripsi saya? Nanti ada timbal baliknya (saya gaji)”. Kebetulan saya adalah lulusan SMK jurusan teknik informatika, suatu hari ketika saya bertemu dengan salah satu lulusan suatu universitas terkenal di Indonesia, saya ditawari mengerjakan skripsi dari beberapa mahasiswa dengan timbal balik gaji yang akan saya terima. Dengan entengnya ia menawarkan hal tersebut kepada saya tanpa merasa bersalah bahwa ia sedang memeras otak anak bangsa yang menjadi harapan Indonesia Emas 2045 dengan nilai-nilai materialis produk luar negeri tersebut.

Bahkan yang paling mengerikan ketika Pancasila sebagai dasar negara hanya diakui sebatas formalitas belaka. Hal ini bisa kita lihat berbagai kelompok yang secara legal mempunyai status sebagai warga negara Indonesia tetapi mereka tidak mengakui Pancasila sebagai dasar negara yang sesungguhnya. Upaya-upaya penggantian Pacasila sebagai dasar negara mulai terlihat sinyalnya dari kelompok-kelompok tersebut yang tidak setuju Pancasila sebagai dasar negera kita. Isu [6]Khilafah Islamiyah menjadi isu bersama yang mereka usung untuk menggeser eksistansi dan substansi pancasila sebagai dasar negera. Kasus ini tentunya sangat membahayakan keharmonisan kehidupan bermasyarakat di negeri ini. Karena bersama dengan itu sinyal-sinyal diskriminasi terhadap kaum minoritas mulai terlihat pada permasalahan ini.

Tidak berhenti pada isu penggantian dasar negara, kemerosotan moral yang terjadi dikalangan remaja dan pemuda Indonesia juga dapat diartikan bahwa mereka hanya mengakui Pancasila sebagai formalitas belaka tidak sebagai nilai yang terkandung dalam

setiap langkahnya didalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tawuran pelajar, bolos sekolah, pergulan bebas, minuman keras bahkan peredaran narkoba di kalangan remaja dan pemuda menjadi penghalang besar proses menuju Indonesia Emas 2045. Permasalahan tersebut jika tidak ada perhatian dari warga negara sebagai pelaku kehidupan bermasyarakat dan pemerintah sebagai pemegang kebijakan dengan wujud upaya untuk meminimalisir pelanggaran-pelanggaran yang terjadi akan berakibat fatal bagi kehidupan bangsa kedepan.

Karena fenomena ini sama halnya dengan fenomena gunung es, dimana ketika terjadi pembiaran maka setiap hari akan bertambah pelakunya.

Solusi untuk Indonesia Tercinta

Tantangan-tantangan yang kita hadapi sebagai satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa menjadi tanggung jawab kita bersama bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja sebagai pemangku kebijakan ataupun tanggung jawab rakyat saja sebagai pelaku kehidupan bermasyarakat. Kesamaan visi misi antara pemerintah dan rakyat menjadi kekuatan besar mewujudkan idealisme Indonesia sebagai bangsa yang berpancasila sebagai hadiah satu abad Indonesia merdeka yang kita sebut dengan istilah Indonesia Emas 2045.

Tanggung jawab bersama ini merupakan tantangan bagi semua warga negara Indonesia untuk mengimplementasikan solusi dari permasalahan yang terjadi. Konsep solusi yang dimaksud sebetulnya sudah tidak asing bagi warga Nahdlatul Ulama. Namun yang masih asing ialah penerapan prinsip tersebut secara murni dengan niat beribadah kepada Allah SWT. Solusi tersebut ialah implementasi Mabadi’u Khaira Ummah sebagai gerakan pembentukan watak, sikap dan perilaku warga negara Indonesia untuk memenuhi kewajiban dan mendapatkan haknya sebagai warga negara seutuhnya.

Jujur

Kejujuran menjadi benteng terpenting kehidupan bermasyarakat. Ketika sejak kecil anak-anak kita diajarkan praktik-praktik kejujuran dengan dimulai dari orang tuanya memberi contoh maka ketika mereka besar dalam rangka menyiapkan diri menjadi pemimpin bangsa mereka akan ingat betul apa yang dulu diajarkan oleh orang tuanya waktu ia masih kecil.

Kejujuran tidak bisa berkembang dengan baik hanya dengan peran tunggal keluarga, peran lingkungan masyarakat sekitar sangat berpengaruh terhadap pola hidup anak-anak menuju dewasa terkait dengan kejujuran. Maka tentunya konsep kejujuran ini perlu menjadi satu misi bersama yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia sebagai bagian dari masyarakat.

Dapat Dipercaya dan Tepat Janji

Poin ini tentunya sangat bermanfaat ketika bisa berjalan dengan maksimal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ketika pemerintah sebagai pemegang amanat dari rakyat untuk melaksanakan aspirasinya bisa melaksanakan dengan baik sesuai aturan yang ada. Dan ketika rakyat juga melaksanakan kewajibannya dan tidak lupa akan haknya sebagai warga negara yang baik. Maka begitu harmonisnya kehidupan bermasyarakat yang ada di negera kita ini. Hal ini merupakan implementasi dapat dipercaya dan tepat janji sebagai langkah untuk melaksanakan kewajiban sebagai warga negara ini.

Adil

Keadilan harus dilaksanakan oleh semua warga negara Indonesia untuk mewujudkan keharmonisan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam hal ini adalah adil terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar. Artinya setiap warga negara Indonesia tidak boleh bersikap dholim terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar. Menempatkan posisi lingkungan sekitar misalnya tumbuh-tumbuhan sebagai makhluk Allah SWT menjadi salah satu contoh sederhana sikap adil. Membuang sampah pada tempatnya walaupun hanya sedikit sampah juga menjadi salah satu upaya untuk membentuk karakter keadilan yaitu menempatkan sesuatu sesuai tempat yang seharusnya dia tempati.

Gotong Royong

Konsep ini mencanangkan konsep sukarela dimana sesama manusia kita harus saling menolong. Saling menolong yang dimaksud adalah saling tolong-menolong dalam hal kebaikan bukan dalam hal kejelekan.

Konsisten

Konsisten menjadi prinsip penjaga prinsip lain yang sudah terlaksana sebelumnya. Solusi-solusi diatas tanpa dilaksanakan dengan konsisten tidak akan berjalan dengan maksimal.

Menyambut Indonesia Emas 2045

Siapa yang tidak ingin negaranya menjadi negara maju?

Siapa yang tidak ingin negaranya menjadi negara adil?

Siapa yang tidak ingin negaranya menjadi negara makmur?

Siapa yang tidak ingin negaranya menjadi negara sejahtera?

Indonesia Emas 2045 merupakan cita-cita bersama yang akan menyatukan bangsa Indonesia dari berbagai jenis kepentingan pribadi maupun golongan. Indonesia Emas 2045 merupakan agenda besar masyarakat Indonesia untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju yang warga negaranya dapat hidup makmur berdampingan satu sama lainnya walaupun mempunyai latarbelakang yang berbeda. Latarbelakang suku, golongan, kelompok dan agama sudah tidak menjadi penghalang keharmonisan kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun pemandangan yang menjadi harapan kita bersama ini tidak akan pernah terjadi selama kita masih membiarkan bangsa ini ditimpa masalah-masalah yang dibuat oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab itu. Untuk itu sebagai warga negara yang baik mari kita laksanakan upaya-upaya untuk melaksanakan amanat bersama yang menjadi cita-cita seluruh elemen bangsa Indonesia mulai dari nenek moyang kita, pahlawan perjuangan Indonesia, founding father dan seluruh warga negara Indonesia yang mempunyai orientasi menjadikan warga Indonesia mempunyai idealisme sebagai insan berpancasila. SATU NUSA, SATU BANGSA , SATU BAHASA. (nandcbp)

— — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — –[1] Gadget: sebutan untuk perangkat/media. Contohnya hp android.

[2] Medsos: media sosial yang biasa sering digunakan masyarakat. Contoh nya facebook, twitter, bbm dan lain sebagainya.

[3] Selfie: foto yang diambil oleh diri sendiri

[4] Materialisme: sebuah paham yang berorientasi pada barang atau uang.

[5] Google AdSense: sebuah layanan penayangan iklan secara online yang merupakan produk dari google.

[6] Khilafah Islamiyah: sebuah sistem pemerintahan yang berlandaskan. hukum syariat islam sepenuhnya dan secara murni

——————————————————————————————————–

Daftar Pustaka

Sumber Buku

Ahmad Nurudin, M Dalhar. 2016. Ke-NU- an Ahlussunnah Waljamaah Kelas XII MA/SMA/SMK. Semarang. LP Ma’arif NU Jawa Tengah

Sumber Internet

Tayangan Youtube Indonesia Lawyers Club tvOne Setelah “411”, diakses pada 20 Desember 2016 pukul 11.24 WIB

Tayangan Youtube Nusantara TV Channel Pidato Soekarno Ganyang Malaysia, diakses pada 22 Desember 2016 pukul 14.05 WIB

Artikel Membangun Karakter Insan Iptek Menuju Indonesia Emas 2045, diakses dari http://www.dikti.com pada 27 Desember 2016 pukul 0:30 WIB

Artikel Menuju Indonesia Emas 2045, diakses dari http://www.kompasiana.com pada 27 Desember 2016 pukul 0:46 WIB
REALITA KONDISI PELAJAR

REALITA KONDISI PELAJAR


Oleh: Tri Fadhilatul Mustamiroh

Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap yang mengenakannya. Setiap individu memiliki gaya hidup yang berbeda-beda. Gaya hidup ini dapat mencerminkan sikap, perilaku, moral dan kepribadian masing-masing individu. Gaya hidup juga dapat mengetahui cara bagaimana orang tersebut hidup dalam kelompok masyarakat.

Pada zaman ini, gaya hidup setiap individu terkhusus pelajar sudah banyak yang menyimpang dari aturan, mereka sudah tidak lagi memiliki jati diri sebagai seorang pelajar. Perilaku mereka sudah tidak mencerminkan selayaknya seorang pelajar. Hal ini terjadi karena banyaknya pengaruh negatif dari dunia luar dan perkembangan teknologi yang tidak digunakan semestinya. Sebagian besar pelajar di Indonesia saat ini mengikuti trend made yang menyimpang moral. Contohnya berpakaian seperti orang kebarat-baratan. Remaja masa kini itu selalu dikaitkan dengan zaman dan teknologi. Banyak wanita remaja maupun dewasa yang memakai rok mini, baju ketat dan transparan di tempat umum. Yang lebih memprihatinkan lagi banyak stasiun televisi yang memanfaatkan model wanita untuk mempromosikan suatu produk. Seperti contohnya memperlihatkan rambut untuk iklan shampoo, memperlihatkan sebagian anggota tubuh untuk iklan sabun mandi dan hand and body lationdan baju, busana trend terkini yang seharusnya tidak layak dipublikasikan. Sehingga dengan adanya hal tersebut banyak wanita yang mengikuti trand made yang seharusnya tidak layak dijadikan contoh.

Seperti yang kita ketahui, bahwa banyak trend madeyang terdapat di luar negeri itu menyimpang moral. Sedangkan negara Indonesia adalah negara yang terkenal akan kesopanan dan budi luhurnya. Jika kita sebagai pelajar menanggapi hal ini dengan negatif, maka akan berdampak negatif juga untuk generasi selanjutnya.

Selain itu banyak remaja terutama kaum adam yang telah mengenal akan mabuk-mabukan, rokok dan narkoba. Mereka beranggapan bahwa jika tidak melakukan hal-hal tersebut maka dianggap kuno, ketinggalan zaman. Ini adalah salah satu persepsi pelajar yang salah besar, karena jika mereka mengonsumsi barang-barang tersebut akan membahayakan kesehatan mereka, terutama untuk pengguna narkoba yang telah merajalela dikalangan pelajar, padahal narkoba dapat berdampak mengalami gangguan syaraf pada otak yang tidak berjalan sempurna dan dapat mengalami gangguan mental.

Ada banyak permasalahan yang terjadi pada pelajar saat ini. Terutama adalah penurunan moral pada diri pelajar. Penyebab rusaknya moral pelajar saat ini cenderung disebabkan oleh minimnya pendidikan moral serta pembentukan mental dan karakter para pelajar. Dalam sistem pendidikan di negeri kita, pendidikan moral hanya 30 – 40 % dari kurikulum yang didapat para pelajar di sekolah. Hal ini menurut para ahli kurang, khususnya bagi para pelajar tingkat menengah pertama. Oleh sebab itu, para pelajar tersebut tidak mempunyai pegangan dalam menjalankan hidup.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang terjadi dimasa ini, peranan orang tua dalam membina, mendidik serta membentuk karakter para pelajar sangatlah penting. Itu berarti orang tua harus bisa memberikan pengertian serta berperan sebagai pengayom anak-anak mereka sehingga para anak merasa aman dan terlindungi. Bila hal ini telah terjadi, anak tidak akan mencari teman yang mereka anggap nyaman di luar rumah. Karena bisa jadi tempat yang mereka anggap nyaman tersebut merupakan pergaulan yang salah sehingga dapat mempengaruhi karakter dan mental anak dimasa yang akan datang. Pendidikan agama juga sangat penting untuk para pelajar karena agama merupakan pondasi utama yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan semua hal. Dengan memberikan pondasi agama yang kuat serta memberikan kasih sayang kepada paragenerasi muda, bisa dipastikan tidak akan terjadi lagi penurunan moral para pelajar, sehingga kita akan mempunyai kualitas hidup yang lebih baik.

Untuk itu, dizaman modern ini mari kita sebagai penerus bangsa harus bisa memajukan bangsa indonesia. Menghindari hal-hal yang berdampak negatif, hindari pergaulan bebas, hindari narkoba. Berpikir positif dan teruslah melangkah untuk bangsa tercinta, Bangsa Indonesia.