Konrad Zuse : Penemu Bahasa Pemrograman

Konrad Zuse : Penemu Bahasa Pemrograman

Konrad Zuse lahir di Berlin, 22 Juni 1910 – meninggal di Hünfeld, 18 Desember 1995 pada umur 85 tahun) adalah seorangteknisi sipil dan perintis komputer. Pencapaian terbesarnya adalah komputer penyempurna Turing fungsional pertama yang dikendalikan oleh programZ3 pada tahun 1941 (program tersebut disimpan di tape kertas). Ia menerima Werner-von-Siemens-Ring pada tahun 1964 untuk penemuan itu.
  Zuse juga merancang bahasa pemrograman tingkat tinggi pertama, Plankalkül. Plankalkül pertama kali diterbitkan pada tahun 1948. karena hanya teoretis, bahasa pemrograman itu tak diimplementasikan sepanjang hidupnya dan tak secara langsung memengaruhi bahasa pemrograman awal. Salah satu penemu ALGOL (Rutishauser) menulis: "Percobaan paling awal untuk menemukan bahasa algoritma dilakukan pada tahun 1948 oleh K. Zuse. Notasinya cukup umum, namun proposal tersebut tak pernah mencapai pertimbangan yang patut diterima."
  Di samping karya teknik, Zuse mendirikan salah satu bisnis komputer awal pada tahun 1946. Perusahaan ini membuat Z4, yang menjadi komputer komersial kedua yang disewa oleh ETH Zuerich pada tahun 1950. Namun, akibat Perang Dunia II, karya Zuse banyak yang tak tercatat di Amerika Serikat dan Britania Raya; kemungkinan pengaruh pertamanya yang terdokumentasi di perusahaan AS adalah pilihan IBM atas patennya pada tahun 1946. Pada akhir tahun 1960-an, Zuse mengusulkan konsep Rechnender Raum (bidang berdasar komputasi).Terdapat replika Z3, juga Z4, di Deutsches Museum, München.
  Deutsches Technikmuseum Berlin memiliki pameran yang dipersembahkan bagi Zuse, menampilkan 12 mesinnya, termasuk replika Z1, beberapa dokumen asli, termasuk spesifikasi Plankalkul, dan beberapa gambar karya Zuse.
PELAJAR DAN MORAL BANGSA

PELAJAR DAN MORAL BANGSA

 

By : Muhammad Adnan


KARTIKA NEWS - Pelajar menempati posisi penting dalam pembangunan bangsa. Menjadi kader bermoral pancasila merupakan salah satu hasil yang dinanti oleh masyarakat Indonesia dari peran para pelajar. Dalam menjalankan tugasnya, tidak sedikit tantangan yang harus dihadapi oleh pelajar. Tantangan yang dimaksud yaitu tantangan yang dinamis, tantangan yang setiap saat bisa berubah sesuai dinamika
zaman.
Pada era orde lama, tantangan pelajar dan perjuangannya masih belum lepas dari era perjuangan 1945 yang erat kaitannya dengan perang melawan kolonialisme dan imperialisme secara fisik.  

Berbeda dengan era orde lama, tantangan kaum pelajar pada orde baru salah satunya disibukkan dengan cita-cita untuk merealisasikan revolusi demokrasi yang kemudian disebut reformasi.

Tantangan setiap zaman pasti berbeda, begitu juga bagi pelajar pada era reformasi pasti berbeda dengan masa-masa sebelumnya.

MORAL BANGSA

Itulah harga diri yang dipertaruhkan para pelajar era reformasi Indonesia. Moral yang menjadi jati diri bangsa Indonesia adalah penentu keberhasilan kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu hasil pemikiran cemerlang yang didasari moral adalah dasar negara Indonesia yaitu Pancasila. Namun dalam perkembangannya, nilai moral yang terkandung dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia mulai ada pergeseran. Munculnya budaya yang tidak sesuai dengan keabsahan nilai moral bangsa menjadi penyumbang hilangnya nilai moral bangsa Indonesia. Tawuran pelajar, saling mencontek dalam ulangan, tidak menaati peraturan dan tidak mempunyai cita-cita untuk kemajuan bangsa menjadi contoh bergesernya nilai moral bangsa Indonesia di lingkungan pelajar.

JUJUR

Ada indikasi pergeseran sifat jujur pada diri para pelajar di negeri ini. Istilah yang sangat memprihatinkan ketika tidak sedikit pelajar di Indonesia yang beranggapan Jujur Ajur. Pendapat Jujur Ajur berarti jujur itu akan mencelakakan kita dimasa depan. Artinya pelajar yang masih menganggap pendapat tersebut benar, mereka tidak mempercayai kekuatan batin atau hati nurani yang pada dasarnya adalah petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa.

Pergeseran nilai kejujuran bisa kita lihat ketika para pelajar mengikuti ujian. Dari data Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan bahwa dalam ujian nasional tahun 2015 tingkat SMA belum 100 persen pelajar peserta ujian mengedepankan nilai kejujuran. Mereka masih erat dengan prinsip Jujur Ajur, berpendapat nilai bagus lebih baik dari pada kejujuran. Sehingga mereka membenarkan semua cara yang mereka lakukan untuk mendapatkan nilai bagus walaupun dengan cara yang dilarang sekalipun, misalnya dengan cara mencontek pekerjaan teman.

DAPAT DIPERCAYA

Sebuah tanggung jawab timbul ketika seseorang mendapat kepercayaan dari orang lain, tetapi tidak semua orang bisa mempertanggungjawabkannya. Dikalangan pelajar masih banyak terjadi penyelewengan tanggung jawab yang seharusnya tidak dilakukan. Hal tersebut mendorong bergesernya nilai moral pada seseorang yaitu sifat dapat dipercaya. 

Dari analisis yang dilakukan oleh penulis, masih banyak pelajar yang menyalahgunakan jam pelajaran sekolah untuk kepentingan pribadi, bahkan kepentingan yang dapat merugikan bangsa. Membolos sekolah untuk bermain game, pacaran, dan tawuran merupakan contoh masih adanya pelajar yang belum dapat dipercaya.

BERKELANJUTAN

Prinsip kehidupan terasa tidak ada artinya ketika seseorang tidak mempuyai prinsip yang berkelanjutan. Prinsip ini yang kemudian kita katakan prinsip istiqomah. Sebuah kejujuran dan dapat dipercaya tidak akan ada artinya apabila tidak didasari prinsip berkelanjutan. Sehingga banyak orang yang menyatakan Seng Penting Istiqomah (yang pasti berkelanjutan).

KESIMPULAN

Perkembangan bangsa tidak bisa dilepaskan dengan kesuksesan pelajar dalam menghadapi tantangannya. Salah satu tantangan yang belum terselesaikan bagi pelajar saat ini adalah masalah moral. Banyak terjadi penyelewengan yang tidak sesuai dengan nilai moral bangsa pada kalangan pelajar. Kejujuran, dapat dipercaya dan berkelanjutan menjadi tantangan terbesar yang harus kita wujudkan bersama. Dengan optimis didasari nilai luhur semangat Pancasila, kita harus bisa mewujudkan Pelajar Yang Peduli Dengan Moral Bangsa.
Rindu Oksigen

Rindu Oksigen

  
By: Nafi Ali Alawi
KARTIKA NEWS - Selimut asap menyambut pagiku, pagi yang di penuhi asap yang mematikan. Asap itu diciptakan oleh si jago merah yang hingga sekarang telah menyebar menutupi kota ini. Asap ini sudah menyatu dengan hidupku yang disertai jeritan rakyat yang meminta penguasa untuk turun tangan menangani si jago merah yang meraja lela melahap ladang dan hutan kami.

Dulunya kotaku adalah kota yang bebas dari asap, asap kendaraan maupun asap industri rumah tangga, tapi takdir tak bisa di pungkiri, seorang bertopeng hitam telah melepas jago merah begitu saja  di tengah rumput yang gersang dan daun daun yang kering demi kepentingan pribadinya. Aku tak menyangka perestiwa ini akan terjadi, sehingga pasukan penyakit pernafasan menyebar di kota ini .

Pupil mataku menangkap tajam seorang lelaki putih beseragam oren yang sedang melihat gumpalan api dan asap yang sedang memakan dan menutupi lading hutan ini, "gila masak udah menyebar sampai secepat ini...? kalau di biarkan ini bisa gawat, memang benar kata orang tua dulu, bila kecil jadi kawan, kalau besar jadi musuh!! aku harus segera pergi ke markas untuk memberi tahu kepeda komandan". ujar relawan itu saat berdiri melihat peristiwa ini dengan terheran heran. Lalu relawan itu langsung melesat pergi dengan motornya seperti kilauan kilat.

Namaku sohib, aku adalah salah satu dari ribuan korban PENYAKIT ISFA akibat ulah kelompok bertopeng hitam yang melepaskan si jago merah di hutan dan ladang. Kedua teman ku juga menjadi korban penyakit isfa ini, mereka bernama Sufron dan Aryan.

Aku pun tak diam diri melihat hutan plasma nutfan kami di mangsa jago merah. Aku, Sufron dan Aryan mencoba mendekati si jago merah untuk mematikan si jago merah itu dengan daun daun di sekitar. Setelah setegah jam kami melakukan pertolongan pertama pada hutan plasma nutfah ini, tapi apa daya yang kami lakukan dengan tangan tangan mungil ini .Walaupun usaha kami tak berhasil, tapi kami tak kan putus asa untuk membantu pemerintah dalam menyelesaikan masalah ini.

Matahari pun mulai turun dari singa sananya, menandakan bahwa hari sudah mulai petang. Aku, Sufron dan Aryan meningalkan hutan plasma nutfah ini dan pulang ke istana masing masing. Kami pulang bersama tapi sesampainya di pertigaan kami pun berpisah karena rumah Sufron dan Aryan lumayan jauh dari rumahku sehingga kami harus berpisah disini.

"Ron , Yan jangan lupa besok pagi kumpul di sini lagi untuk menjalankan misi menyelamatkan hutan plasma nutfah kita".

"Oke" jawab Sufron dan Aryan dengan suara lemas.

Aku pun pulang ke rumah dengan membawa rasa letih dan bau asap yang menempel pada badan ini. Sesampainya di rumah aku pun langsung membersihkan rasa letih dan bau asap ini dengan mandi. Setelah selesai mandi aku pun duduk di kursi ruang tamu dan melihat dari layar kaca tv tua, pemerintah sedang mengoceh membicarakan perestiwa yang sedang menimpa kota kami ini. "Kami akan membantu masyarakat dalam mengatasi masalah kabut asap ini, kami akan kerahkan TNI ,POLRI, SAR dan kami juga akan menyemprotkan air dari langit untuk memadamkan titik api yang sulit di padamkan, dengan mengunakan  helikopter". Ujar pemerintah dengan wibawanya di depan wartawan.

Tapi aku tak percaya atas ocehan pemerintah itu untuk memadamkan api yang meraja lela di hutan dan ladang kami, buktinya sampai sekarang masalah si jago merah dan kabut asap ini belum bisa teratasi bahkan malah semakin banyak titik api yang ada.

Pagi pun datang, aku pergi menuju pertigaan untuk berkumpul bersama dua temanku untuk membahas misi kami dalam membantu pemerintah mengatasi kabut asap ini. Setelah aku menunggu satu jam, Sufron dan Aryan pun tak kunjung datang. Ketika aku ingin beranjak pulang karena kukira Sufron dan Aryan tak datang, muncullah Aryan dengan berlari lari menuju ke arah ku.

"Hib hib hib" .

"Ada apa kok kamu lari lari yan".

"Gawat!!".

"Apanya yang gawat??!!".

"Itu Sufron kena penyakit peradangan pernafasan dan di bawa ke rumah sakit "

"Apa???????". Jawab ku dengan kaget.

Aku dan Aryan pun langsung pergi ke rumah sakit tempat Sufron di rawat. Ketika sampai di rumah sakit aku langsung bertanya kepada suster yang ada di tempat administrasi.

"Sus sus, saya mau tanya dimana kamar tempat Ahmad Sufron di rawat".

"Adik ini siapanya".

" Saya temannya ".

"Oh, tuggu sebentar. Nomer kamarnya 13 tapi jangan brisik ketika disana".

"Baik sus, terima kasih".

"Sama-sama".

Ketika sudah tahu nomer kamar tempat sufron di rawat aku dan Aryan langsung berlari mencari kamar tersebut, sesampainya di ujung lorong terlihat orang tua Sufron yang sedang menangis.

"Hib itu orang tua Sufron mungkin itu kamar tempat Sufron dirawat".

"Iya itu orang tua Sufron, tapi kok aneh ya malah mereka menangis". ujar ku kepada Aryan dengan seribu kata pertanyaan di otak ku melihat orang tua Sufron menangis.

Dalam hatiku timbul perasaan tidak enak pada kondisi Sufron, ketika sampai di tempat orang tua Sufron duduk ternyata lensa mataku membaca huruf di atas pintu yang bertuliskan "KAMAR JENAZAH". Pada saat itu hatiku bertanya tanya siapa yang ada di dalam kamar jenazah itu. Aku pun bertanya kepada orang tua Sufron .

"Pak pak!! siapa yang ada di dalam kamar jenazah tersebut".

"Di dalam adalah Sufron yang sudah tak bernyawa". jawab Ayah Sufron dengan air mata yang menghiasi pipinya.

Ketika mendengar berita dari mulut Ayah Sufron bila anaknya sudah meninggal, Aryan pun langsung pingsan dan aku pun langsung gemetar dan lemas, kemudian mataku langsung mengeluarkan air mata kesedihan. Aku pun masuk ke kamar jenazah untuk melihat tubuh kawan kami yang sudah tiada.

Setelah Aryan sudah sadar dari pingsannya aku mengajak Aryan untuk pulang. Kami pulang dengan membawa rasa kesedihan di hati kami yang kehilangan kawan terbaik kami, saat aku dan Aryan  berjalan menuju rumah, kami melihat  bendera kuning di depan rumah pak mustar, aku pun bertanya kepada orang yang baru saja dari dalam rumah pak mustar.

"Bu siapa yang meninggal .??"

"Anak nya pak mustar yang baru berumur 28 hari".

"Kenapa kok bisa meninggal??".

"Kata dokter yang memeriksa anak pak mustar, dikarenakan banyak menghirup asap".

Apakah pemerintah akan diam diri melihat rakyatnya mati satu persatu, mau berapa banyak lagi nyawa yang akan di rampok olah asap ini .

Pemerintah hanya bisa ngomong dibalik layar kaca bahwa dirinya akan menyelamatkan nyawa- nyawa ini yang sedang diserang olah pedang, tombak, meriam, panah dari asap yang mampu membunuh secara brutal.

Hari demi hari asap yang mengepung kota ini tak kunjung berkurang malah makin tebal, jarak pandang makin menipis karena terhalang asap sialan ini. Setiap harinya korban dari kabut asap ini semakin bertambah, banyak orang yang terserang penyakit isfa dan ada juga yang sampai ujung maut. Kenapa pemerintah bisa tenang melihat rakyatnya yang sedang diterjang mara bahaya ini.

Banyak keluhan keluhan masyarakat yang sering kulihat di jalanan berupa poster, media sosial dan televisi, beberapa usaha sudah kami lakukan salah satunya yaitu solat minta hujan tapi usaha tersebut  belum membuahkan hasil. Ada poster yang aku lihat di jalan hasil karya suara keluhan- keluhan tersebut yaitu, "kami ingin paru paru kami diisi dengan udara bersih bukan asap yang AKAN merengut nyawa kami".

" kami kangen oksigen kami bosan dengan asap ini".

"Selamatkanlah nyawa nyawa yang terancam ini"

Itulah keluhan-keluhan masyarakat yang ditujukan kepada pemerintah, bukan hanya omongan saja tapi juga harus dibuktikan. Semua tindakan pemerintahpun tak membuahkan hasil  sedikitpun. Kecuali Allah yang berkehendak menyudahi ujian ini dengan menurunkan hujan dari kayangan untuk meredakan emosi si jago merah ini. Semoga Allah memberi anugerah supaya masalah ini cepat reda amin.

#SaveRiau
SMK Ma'arif Walisongo Peringati Hari Pohon Nasional

SMK Ma'arif Walisongo Peringati Hari Pohon Nasional

   KARTIKA NEWS - Dalam rangka memperingati Hari Pohon Nasional, OSIS SMK Ma'arif Walisongo Kajoran mengadakan acara menanam sejuta pohon di lingkungan SMK, yang diikuti oleh siswa - siswa SMK Ma'arif Walisongo Kajoran. Kegiatan yang diadakan pada Sabtu, (28/11) berjalan dengan lancar dan semua siswa antusias mengikutinya.

  "Untuk membentuk karakter siswa agar cinta lingkungan", ujar Eko Widiyatmo sebagai ketua Panitia. Mengingat maraknya perusakan lingkungan di Indonesia, SMK Ma'arif Walisongo Kajoran turut berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan di Indonesia yang bertujuan menyelamatkan bumi Indonesia.

  "Harapannya, semoga SMK Ma'arif Walisongo Kajoran mendapat predikat sebagai sekolah yang asri di Kabupaten Magelang." tutur Fahrur Yusanto sebagai Waka Kesiswaan.
Kemeriahan Outbond untuk Menghadapi UN 2016

Kemeriahan Outbond untuk Menghadapi UN 2016


  KARTIKA NEWS - 119 Peserta dari 91 siswa kelas IX dan 18 guru MTs An Nawawi 2 Salaman mengikuti outbond di Dusun Tuguran, Desa Banjaragung, Kecamatan Kajoran, Sabtu (21/11).

  Kegiatan yang diadakan oleh MTs An Nawawi 2 Salaman diadakan untuk menghadapi UN dan dipandu oleh Trainer STEPS Foundation PC NU Kabupaten Magelang. 

  Direktur STEPS Foundation Ariyanto mengungkapkan :"Dengan diadakannya kegiatan ini bertujuan untuk menggali jati diri, mengarahkan cita - cita, memotivasi siswa, dan untuk mempersiapkan siswa menghadapi UN sehingga peserta dapat lulus dengan hasil yang baik.

   Beliau juga berpesan khususnya kepada pelajar agar kritis terhadap kebutuhan dan pencapaian masa depannya. Sehingga pelajar indonesia dapat bersaing dengan negara - negara lain. Dalam hal ini SFM menggunakan cara menyadarkan jati diri siswa yang merupakan makhluk bertanggung jawab terhadap apa yang mereka lakukan.

  Terlebih SFM dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat umum dengan pendidikan penggalian jati diri dari pendekatan secara religius, mental dan lain - lain. 

  "Kegiatan ini untuk memotivasi siswa kelas IX agar dapat menyukseskan UN. Selain itu juga untuk meningkatkan keakraban antara Guru dan Siswa dalam membentuk karakter siswa." ujar Arif Taufiqurrohman, kepala MTs An Nawawi 2 Salaman.

  Kegiatan yang berlangsung sangat meriah dapat memberikan pesan dan kesan terhadap siswa terlebih dari berbagai rangkaian kegiatan yang sangat mendidik. "Semoga dengan diadakannya kegiatan Outbond ini, dapat menjadikan siswa siswa giat belajar dan dapat mengerjakan soal UN dengan lancar sehingga dapat lulus 100%." kata Ayu Astrianti.
Sinau Bareng Cak Nun

Sinau Bareng Cak Nun



KARTIKA NEWS - Acara pengajian dalam rangka memperingati Khotmil Qur'an santri dan santriwati dengan tema "Mengangkat Budaya ke Pesantren" yang diselenggarakan oleh pengurus Ponpes Ushuludin, Bawang, Salaman, Magelang. Pada tanggal 8 sampai 14 November 2015 dengan berbagai kegiatan di hari Senin sampai Rabu yang dilanjutkan pada Kamis malam dengan berbagai hiburan.

Puncak acara tiba pada Sabtu malam diadakan kegiatan pengajian yang berjudul "Sinau bareng Cak Nun" dengan pembicara yang lebih dikenal dengan nama Gus Mansur, Cak Nun, Dr. Tantowi dan Gus Pur. Acara ini sangat meriah dan tertib. Terbukti saat sesi tanya jawab, ada seorang Jama'ah yang mengungkapan rasa cinta kepada Cak Nun. Dengan acara ini, Cak Nun memberikan respon positif terhadap Masyarakat Magelang.

Pengertian, Sasaran, Fungsi dan Tugas CBP

Pengertian, Sasaran, Fungsi dan Tugas CBP



PENGERTIAN

Lembaga Corps Brigade Pembangunan  adalah suatu lembaga yang dibentuk dalam satu koordinasi untuk mengawal pembangunan IPNU dan Bangsa.

SASARAN

Sasaran keanggotaan :
Keanggotaan CBP meliputi pelajar, santri, mahasiswa yang sesuai dengan PD/PRT IPNU dan ketentuan ketentuan yang telah di tetapkan tentang perekrutan anggota CBP.

Sasaran kegiatan :
Kegiatan CBP meliputi bidang pendahuluan bela negara, sosial  Kemanusiaan, Pengabdian alam dan Lingkungan hidup.

FUNGSI

Lembaga Corps Brigade Pembangunan berfungsi sebagai :

Fungsi kaderisasi
      Suatu wadah perekrutan kader kader potensial IPNU
Fungsi Komunikasi
      Wadah komunikasi antara IPNU, masyarakat, dan pemerintah
Fungsi pengembangan sumber daya manusia
      Lembaga Corps Brigade Pembangunan merupakan lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia untuk menciptakan kader yang memiliki kualitas di lingkungan IPNU melalui jenjang pendidikan dan pelatihan yang telah ditetapkan.
Fungsi kepeloporan dan pengabdian
      Lembaga Corps Brigade Pembangunan merupakan pelopor penggerak program-program IPNU dalam rangka pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan negara.

TUGAS POKOK

Melaksanakan kebijakan IPNU
Berpartisipasi dalam kegiatan pendahuluan bela negara, sosial kemanusian, pengembangan sumberdaya alam dan lingkungan.
Berpartisipasi dalam pendampingan dan penguatan kader demi tercapainya kesejahteraan.

TANGGUNG JAWAB

Memantapkan dan menjaga keutuhan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama di semua tingkatan.

Turut serta menjaga keutuhan bangsa, memelihara lingkungan agar terhindar dari kerusakan dan pengerusakan, serta menjalankan peran sosial kemanusiaan.
Sejarah Linux

Sejarah Linux

Kernel Linux pada mulanya ditulis sebagai proyek hobi oleh pelajar universitas Finland Linus Torvalds yang belajar di Universitas Helsinki, untuk membuat kernel Minix yang gratis dan dapat diedit. (Minix adalah projek pelajaran menyerupai UNIX dibuat untuk mudah digunakan dan bukannya untuk digunakan secara komersial.) Versi 0.01 dikeluarkan ke Internet pada September 1991, Versi 0.02 pada 5 Oktober 1991. [1]

Berikutnya, beribu-ribu penulis program sukarelawan seluruh dunia telah menyertai proyek ini.

Sejarah sistem operasi Linux berkaitan erat dengan proyek GNU, proyek pengembangan perangkat lunak bebas (free software) yang didasari pandangan bahwa perangkat lunak itu harusnya tidak menyertakan batasan apapun (bebas) saat diterima oleh pengguna. Pandangan ini tertuang dalam satu lisensi dengan nama General Public License atau disingkat GPL. Richard Stallman merupakan motor utama yang memulai proyek GNU pada tahun 1983. Proyek ini bertujuan untuk membuat sistem operasi lengkap — kompiler, utiliti aplikasi, utiliti pembuatan dan program lainnya sehingga dapat membentuk satu sistem yang dapat digunakan. Kesemuanya menggunakan lisensi GPL. Pada tahun 1991 proyek GNU telah menghasilkan hampir semua komponen sistem, kecuali kernel, yang merupakan komponen utama sebuah sistem operasi lengkap. Torvalds mengisi kekosongan itu dengan kernel buatannya, yang dapat berjalan bersama komponen GNU. Kesemua aplikasi GNU beserta kernel yang dibuat oleh Torvald dan sukarelawan lainnya itulah yang membentuk satu sistem operasi lengkap yang bernama Linux. Ada sedikit keberatan dari Stallman terhadap penyebutan Linux. Penyebutan itu seolah menganulir kontribusi GNU yang menyumbangkan banyak sekali komponen aplikasi sehingga Linux sebagai kernel dapat digunakan secara umum. Karena itu ia mengusulkan untuk setiap penyebutan Linux, menyertakan nama GNU atau tepatnya GNU/Linux untuk definisi sistem yang terdiri dari kernel Linus Torvald dan aplikasi pendukung buatan GNU. Namun dikalangan umum, nama Linux lebih dikenal. Hingga tahun 2008, kernel yang dikembangkan oleh GNU dengan nama GNU Hurd masih belum selesai
Sejarah Microsoft Coorporation

Sejarah Microsoft Coorporation


Perusahaan ini didirikan oleh Bill Gates dan Paul Allen pada tanggal 4 April 1975. Microsoft merupakan pembuat perangkat lunak terbesar di dunia menurut pendapatannya. Microsoft juga merupakan salah satu perusahaan paling bernilai di dunia.

Sejarah Adanya Perusahaan Microsoft Corporation

Paul Allen dan Bill Gates, sesama teman masa kecil yang menggemari pemrograman komputer, berusaha membuat bisnis yang sukses dengan memanfaatkan kemampuan mereka. Majalah Popular Electronics edisi Januari 1975 menampilkan mikrokomputer Altair 8800 buatan Micro Instrumentation and Telemetry Systems (MITS).

Allen mengetahui bahwa mereka bisa memprogram penerjemah BASIC untuk alat tersebut, setelah mendapat panggilan telepon dari Gates yang mengklaim bahwa mereka punya penerjemah, MITS langsung minta didemonstrasikan. Karena saat itu mereka memang tidak punya penerjemah, Allen membuat sebuah simulator untuk Altair, sementara Gates mengembangkan penerjemahnya.

Meski mereka mengembangkan penerjemah pada sebuah simulator, bukan alat aslinya, penerjemah tersebut beroperasi dengan sangat mulus ketika didemonstrasikan kepada MITS di Albuquerque, New Mexico pada bulan Maret 1975, MITS setuju mendistribusikan dan memasarkannya dengan nama Altair BASIC. Mereka secara resmi mendirikan Microsoft tanggal 4 April 1975 dan mengangkat Gates sebagai CEO.

Allen mencetuskan nama "Micro-Soft", seperti yang dikatakan dalam artikel majalah Fortune tahun 1995. Pada bulan Agustus 1977, perusahaan ini membuat perjanjian dengan ASCII Magazine di Jepang dan berujung pada pendirian kantor internasional pertamanya, "ASCII Microsoft". Perusahaan ini pindah ke kantor barunya di Bellevue, Washington bulan Januari 1979.

Microsoft memasuki bisnis SO (sistem operasi) pada bulan 1980 dengan Unix versinya sendiri bernama Xenix. Tetapi, justru MS-DOS yang memperkuat dominasi perusahaan. Setelah negosiasi dengan Digital Research gagal, IBM menyetujui kontrak dengan Microsoft pada bulan November 1980 untuk menyediakan versi CP/M OS, yang akan dipakai di jajaran IBM Personal Computer (IBM PC) mendatang.

Untuk persetujuan ini, Microsoft membeli tiruan CP/M bernama 86-DOS dari Seattle Computer Products, mengganti namanya menjadi MS-DOS, yang diganti lagi oleh IBM menjadi PC-DOS. Setelah peluncuran IBM PC bulan Agustus 1981, Microsoft mendapatkan kepemilikan MS-DOS.

Sejak IBM mendaftarkan hak cipta IBM PC BIOS, perusahaan lain harus melakukan rekayasa mundur agar perangkat keras non-IBM dapat beroperasi sebagai komputer kompatibel IBM PC. Karena berbagai faktor, seperti pilihan perangkat lunak MS-DOS yang tersedia, Microsoft langsung menjadi vendor sistem operasi PC terdepan pada masanya.

Perusahaan ini memperluas diri ke pasar-pasar baru melalui peluncuran Microsoft Mouse tahun 1983, serta divisi penerbitan bernama Microsoft Press. Paul Allen mengundurkan diri dari Microsoft bulan Februari setelah dinyatakan terserang penyakit Hodgkin.
Biografi K.H. Abdul Wahab Hasbullah

Biografi K.H. Abdul Wahab Hasbullah

Kelahiran dan Masa Kanak-Kanak
Kiai Abdul Wahab Hasbullah lahir dari pasangan Kiai Hasbullah dan Nyai Latifah, pada Maret 1888 di Tambakberas, Jombang, Jawa Timur. Wahab Hasbullah kecil banyak menghabiskan waktunya untuk bermain dan bersenang-senang layaknya anak-anak kecil masa itu. Semenjak kanak-kanak, Wahab Hasbullah dikenal sebagai pemimpin dalam segala permainan.
Silsilah Keturunan
K.H. Wahab Hasbullah berasal dari keturunan Raja Brawijaya IV dan bertemu dengan silsilah K.H. Hasyim Asy’ari pada datuk yang bernama Kiai Soichah.
Pendidikan
Masa pendidikan K.H. Abdul Wahab Hasbullah dari kecil hingga besar banyak dihabiskan di pondok pesantren. Selama kurang lebih 20 tahun, ia secara intensif menggali pengetahuan keagamaan dari beberapa pesantren. Karena tumbuh dilingkungan pondok pesantren, mulai sejak dini ia diajarkan ilmu agama dan moral pada tingkat dasar. Termasuk dalam hal ini tentu diajarkan seni Islam seperti kaligrafi, hadrah, barjanji, diba’, dan sholawat. Kemudian tak lupa diajarkan tradisi yang menghormati leluhur dan keilmuan para leluhur, yaitu dengan berziarah ke makam-makam leluhur dan melakukan tawasul. Beliau dididik ayahnya sendiri cara hidup,seorang santri. Diajaknya shalat berjamaah, dan sesekali dibangunkan malam hari untuk shalat tahajjud. Kemudian Wahab Hasbullah membimbingnya untuk menghafalkan Juz ‘Amma dan membaca Al Quran dengan tartil dan fasih. Lalu beliau dididik mengenal kitab-kitab kuning, dari kitab yang paling kecil dan isinya diperlukan untuk amaliyah sehari-hari. Misalnya: Kitab Safinatunnaja, Fathul Qorib, Fathul Mu’in, Fathul Wahab, Muhadzdzab dan Al Majmu’. Wahab Hasbullah juga belajar Ilmu Tauhid, Tafsir, Ulumul Quran, Hadits, dan Ulumul Hadits.
Kemauan yang keras untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya tampak semenjak masa kecilnya yang tekun dan cerdas memahami berbagai ilmu yang dipelajarinya. Selama enam tahun awal pendidikannya, ia dididik langsung oleh ayahnya, baru ketika berusia 13 tahun, Wahab Hasbullah merantau untuk menuntut ilmu. Maka beliau pergi ke satu pesantren ke pesantren lainnya.
Diantara pesantren yang pernah disinggahi Wahab Hasbullah adalah sebagai berikut:
1. Pesantren Langitan Tuban.
2. Pesantren Mojosari, Nganjuk.
3. Pesantren Cempaka.
4. Pesantren Tawangsari, Sepanjang.
5. Pesantren Kademangan Bangkalan, Madura dibawah asuhan Kiai Kholil Bangkalan.
6. Pesantren Branggahan, Kediri.
7. Pesantren Tebu Ireng, Jombang dibawah asuhan K.H. Hasyim Asy’ari.
Khusus di Pesantren Tebu Ireng, ia cukup lama menjadi santri. Hal ini terbukti, kurang lebih selama 4 tahun, ia menjadi “lurah pondok”, sebuah jabatan tertinggi yang dapat dicicipi seorang santri dalam sebuah pesantren, sebagai bukti kepercayaan kiai dan pesantren tersebut (Mashyuri, 2008:83).
Menikah dan Membina Rumah Tangga
Pada tahun 1914, Abdul Wahab Hasbullah menikah dengan Kiai Musa yang bernama Maimunah. Sejak itu ia tinggal bersama mertua di kampong Kertopaten Surabaya. Dari perkawinan ini lahir seorang anak laki-laki pada tahun 1916 bernama Wahib, yang kemudian dikenal sebagai Kiai Wahab Wahib. Namun, pernikahan dan membina rumah tangga ini tidak berlangsung lama. Istrinya meninggal sewaktu mereka berdua menjalankan ibadah haji pada tahun 1921. Setelah itu Kiai Wahab Hasbullah menikah lagi dengan perempuan bernama Alawiyah, pitri Kiai Alwi. Namun pernikahan ini pun tidak berlangsung lama sebeb setelah mendapatkan putra, istrinya meninggal. Begitu juga untuk ketiga kalinya ia menikah lagi, namun pernikahannya tidak berlangsung lama. Tidak jelas siapakah nama istri ketiganya ini, Juga, penyebab terputusnya pernikahan yang tidak lama tersebut, apakah karena istrinya meninggal atau bercerai.
Dari sini beliau menikah lagi, pernikahan keempat dilakukan dengan Asnah, putrid Kiai Sa’id, seorang pedagang dari Surabaya dan memperoleh empat orang anak, salah satunya bernama Kiai Nadjib (almarhum) yang sekanjutnya mengasuh Pesantren Tambakberas.
Namun lagi-lagi pernikahan ini tidak langgeng kembali. Nyai Asnah meninggal dunia. Kemudian Kiai Wahab menikah lagi untuk yang kelima kalinya dengan seorang janda bernama Fatimah, anak Haji Burhan. Dari pernikahan ini beliau tidak mendapatkan keturunan. Namun, dari Fatimah ia memperoleh anak tiri yang salah satunya kelak besar bernama K.H. A. Syaichu.
Dari sinilah banyak orang mencemooh perilaku Kiai Wahab. Tidak jarang, banyak orang yang menjulukinya sebagai “kiai tukang kawin” karena setekah itupun ia menikah kembali untuk yang keenam kalinya. Kali ini dengan anak Kiai Abdul Madjid Bangil, yang bernama Ashikhah. Pernikahan inipun tidak berlangsung lama karena saat menunaikan ibadah haji bersama, Nyai Ashikhah meninggal dunia. Dari istri ini beliau dikaruniai empat orang anak.
Pernikahan belaiau yang terakhir, yang ketujuh adalah dengan kakak perempuan Ashikhah, bernama Sa’diyah. Dengan perempuan inilah pernikahan Kiai Wahab mencapai puncaknya, artinya langgeng sampai akhir hayat beliau. Dari Nyai Sa’diyah ini beliau mendapatkan beberapa keturunan, yaitu Mahfuzah, Hasbiyah, Mujidah, Muhammad Hasib dan Raqib (Masyhuri, 2008:84 dan Aceh, 1957:125-126).
Wafat
K.H. Abdul Wahab Hasbullah menjabat Rais Aam Organisasi Nahdlatul Ulama sampai akhir hayatnya. Muktamar NU ke-25 di Surabaya adalah Muktamar terakhir yang diikutinya. Khutbah al-iftitah muktamar yang lazim dilakukan oleh Rais Aam kemudian diserahkan kepada K.H. Bisri Syansuri yang biasa membantunya dalam menjalankan tugasnya sebagai Rais Aam untuk membacakannya. K.H. Abdul Wahab Hasbullah meninggalkan muktamar dalam keadaan sakit yang akut. Hampir lima tahun ia menderita sakit mata yang menyebabkan kesehatannya semakin menurun.
Akhirnya, tepat empat hari setelah muktamar atau tepatnya Rabu, 12 Dzulqa’idah 1391 H atau 29 Desember 1971, Kiai Wahab Hasbullah wafat di kediamannya, Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambak beras, Jombang (Masyhuri, 2008:107).
Sejarah PMII : Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

Sejarah PMII : Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu elemen mahasiswa yang terus bercita-cita mewujudkan Indonesia ke depan menjadi lebih baik. PMII berdiri tanggal 17 April 1960 dengan latar belakang situasi politik tahun 1960-an yang mengharuskan mahasiswa turut andil dalam mewarnai kehidupan sosial politik di Indonesia. Pendirian PMII dimotori oleh kalangan muda NU (meskipun di kemudian hari dengan dicetuskannya Deklarasi Murnajati 14 Juli 1972, PMII menyatakan sikap independen dari lembaga NU). Di antara pendirinya adalah Mahbub Djunaidi dan Subhan ZE (seorang jurnalis sekaligus politikus legendaris).


Latar belakang pembentukan PMII
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) lahir karena menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman. Berdirinya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia bermula dengan adanya hasrat kuat para mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlusssunnah wal Jama’ah. Dibawah ini adalah beberapa hal yang dapat dikatakan sebagai penyebab berdirinya PMII:
Carut marutnya situasi politik bangsa indonesia dalam kurun waktu 1950-1959.
Tidak menentunya sistem pemerintahan dan perundang-undangan yang ada.
Pisahnya NU dari Masyumi.
Tidak enjoynya lagi mahasiswa NU yang tergabung di HMI karena tidak terakomodasinya dan terpinggirkannya mahasiswa NU.
Kedekatan HMI dengan salah satu parpol yang ada (Masyumi) yang nota bene HMI adalah underbouw-nya.
Hal-hal tersebut diatas menimbulkan kegelisahan dan keinginan yang kuat dikalangan intelektual-intelektual muda NU untuk mendirikan organisasi sendiri sebagai wahana penyaluran aspirasi dan pengembangan potensi mahasiswa-mahsiswa yang berkultur NU. Disamping itu juga ada hasrat yang kuat dari kalangan mahsiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Organisasi-organisasi pendahulu
Di Jakarta pada bulan Desember 1955, berdirilah Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (IMANU) yang dipelopori oleh Wa’il Harits Sugianto.Sedangkan di Surakarta berdiri KMNU (Keluarga Mahasiswa Nahdhatul Ulama) yang dipelopori oleh Mustahal Ahmad. Namun keberadaan kedua organisasi mahasiswa tersebut tidak direstui bahkan ditentang oleh Pimpinan Pusat IPNU dan PBNU dengan alasan IPNU baru saja berdiri dua tahun sebelumnya yakni tanggal 24 Februari 1954 di Semarang. IPNU punya kekhawatiran jika IMANU dan KMNU akan memperlemah eksistensi IPNU.
Gagasan pendirian organisasi mahasiswa NU muncul kembali pada Muktamar II IPNU di Pekalongan (1-5 Januari 1957). Gagasan ini pun kembali ditentang karena dianggap akan menjadi pesaing bagi IPNU. Sebagai langkah kompromis atas pertentangan tersebut, maka pada muktamar III IPNU di Cirebon (27-31 Desember 1958) dibentuk Departemen Perguruan Tinggi IPNU yang diketuai oleh Isma’il Makki (Yogyakarta). Namun dalam perjalanannya antara IPNU dan Departemen PT-nya selalu terjadi ketimpangan dalam pelaksanaan program organisasi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan cara pandang yang diterapkan oleh mahasiswa dan dengan pelajar yang menjadi pimpinan pusat IPNU. Disamping itu para mahasiswa pun tidak bebas dalam melakukan sikap politik karena selalu diawasi oleh PP IPNU.
Konferensi Besar IPNU
Oleh karena itu gagasan legalisasi organisasi mahasiswa NU senantisa muncul dan mencapai puncaknya pada konferensi besar (KONBES) IPNU I di Kaliurang pada tanggal 14-17 Maret 1960. Dari forum ini kemudian kemudian muncul keputusan perlunya mendirikan organisasi mahasiswa NU secara khusus di perguruan tinggi. Selain merumuskan pendirian organ mahasiswa, KONBES Kaliurang juga menghasilkan keputusan penunjukan tim perumus pendirian organisasi yang terdiri dari 13 tokoh mahasiswa NU. Mereka adalah:
A. Khalid Mawardi (Jakarta)
M. Said Budairy (Jakarta)
M. Sobich Ubaid (Jakarta)
Makmun Syukri (Bandung)
Hilman (Bandung)
Ismail Makki (Yogyakarta)
Munsif Nakhrowi (Yogyakarta)
Nuril Huda Suaidi (Surakarta)
Laily Mansyur (Surakarta)
Abd. Wahhab Jaelani (Semarang)
Hizbulloh Huda (Surabaya)
M. Kholid Narbuko (Malang)
Ahmad Hussein (Makassar)
Keputusan lainnya adalah tiga mahasiswa yaitu Hizbulloh Huda, M. Said Budairy, dan Makmun Syukri untuk sowan ke Ketua Umum PBNU kala itu, KH. Idham Kholid.
Deklarasi
Pada tanggal 14-16 April 1960 diadakan musyawarah mahasiswa NU yang bertempat di Sekolah Mu’amalat NU Wonokromo, Surabaya. Peserta musyawarah adalah perwakilan mahasiswa NU dari Jakarta, Bandung, Semarang,Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar, serta perwakilan senat Perguruan Tinggi yang bernaung dibawah NU. Pada saat tu diperdebatkan nama organisasi yang akan didirikan. Dari Yogyakarta mengusulkan nama Himpunan atau Perhimpunan Mahasiswa Sunny. Dari Bandung dan Surakarta mengusulkan nama PMII. Selanjutnya nama PMII yang menjadi kesepakatan. Namun kemudian kembali dipersoalkan kepanjangan dari ‘P’ apakah perhimpunan atau persatuan. Akhirnya disepakati huruf “P” merupakan singkatan dari Pergerakan sehingga PMII menjadi “Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia”. Musyawarah juga menghasilkan susunan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga organisasi serta memilih dan menetapkan sahabat Mahbub Djunaidi sebagai ketua umum, M. Khalid Mawardi sebagai wakil ketua, dan M. Said Budairy sebagai sekretaris umum. Ketiga orang tersebut diberi amanat dan wewenang untuk menyusun kelengkapan kepengurusan PB PMII. Adapun PMII dideklarasikan secara resmi pada tanggal 17 April 1960 masehi atau bertepatan dengan tanggal 17 Syawwal 1379 Hijriyah.
Independensi PMII
Pada awal berdirinya PMII sepenuhnya berada di bawah naungan NU. PMII terikat dengan segala garis kebijaksanaan partai induknya, NU. PMII merupakan perpanjangan tangan NU, baik secara struktural maupun fungsional. Selanjuttnya sejak dasawarsa 70-an, ketika rezim neo-fasis Orde Baru mulai mengkerdilkan fungsi partai politik, sekaligus juga penyederhanaan partai politik secara kuantitas, dan issue back to campus serta organisasi- organisasi profesi kepemudaan mulai diperkenalkan melalui kebijakan NKK/BKK, maka PMII menuntut adanya pemikiran realistis. 14 Juli 1971 melalui Mubes di Murnajati, PMII mencanangkan independensi, terlepas dari organisasi manapun (terkenal dengan Deklarasi Murnajati). Kemudian pada kongres tahun 1973 di Ciloto, Jawa Barat, diwujudkanlah Manifest Independensi PMII.
Namun, betapapun PMII mandiri, ideologi PMII tidak lepas dari faham Ahlussunnah wal Jamaah yang merupakan ciri khas NU. Ini berarti secara kultural- ideologis, PMII dengan NU tidak bisa dilepaskan. Ahlussunnah wal Jamaah merupakan benang merah antara PMII dengan NU. Dengan Aswaja PMII membedakan diri dengan organisasi lain.
Keterpisahan PMII dari NU pada perkembangan terakhir ini lebih tampak hanya secara organisatoris formal saja. Sebab kenyataannya, keterpautan moral, kesamaan background, pada hakekat keduanya susah untuk direnggangkan.
Makna Filosofis
Dari namanya PMII disusun dari empat kata yaitu “Pergerakan”, “Mahasiswa”, “Islam”, dan “Indonesia”. Makna “Pergerakan” yang dikandung dalam PMII adalah dinamika dari hamba (makhluk) yang senantiasa bergerak menuju tujuan idealnya memberikan kontribusi positif pada alam sekitarnya. “Pergerakan” dalam hubungannya dengan organisasi mahasiswa menuntut upaya sadar untuk membina dan mengembangkan potensi ketuhanan dan kemanusiaan agar gerak dinamika menuju tujuannya selalu berada di dalam kualitas kekhalifahannya.
Pengertian “Mahasiswa” adalah golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan religius, insan dimnamis, insan sosial, dan insan mandiri. Dari identitas mahasiswa tersebut terpantul tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan negara.
“Islam” yang terkandung dalam PMII adalah Islam sebagai agama yang dipahami dengan haluan/paradigma ahlussunah wal jama’ah yaitu konsep pendekatan terhadap ajaran agama Islam secara proporsional antara iman, islam, dan ikhsan yang di dalam pola pikir, pola sikap, dan pola perilakunya tercermin sikap-sikap selektif, akomodatif, dan integratif. Islam terbuka, progresif, dan transformatif demikian platform PMII, yaitu Islam yang terbuka, menerima dan menghargai segala bentuk perbedaan. Keberbedaan adalah sebuah rahmat, karena dengan perbedaan itulah kita dapat saling berdialog antara satu dengan yang lainnya demi mewujudkan tatanan yang demokratis dan beradab (civilized).
Sedangkan pengertian “Indonesia” adalah masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang mempunyai falsafah dan ideologi bangsa (Pancasila) serta UUD 45. 

sumber: wikipedia
Workshop : Wujudkan Pelajar sebagai Kaum Terpelajar

Workshop : Wujudkan Pelajar sebagai Kaum Terpelajar


MAGELANG – PC IPNU-IPPNU Kabupaten Magelang mengadakan Workshop Manajemen Organisasi, Administrasi dan Kaderisasi sebagai langkah awal mewujudkan tata kelola organisasi yang sesuai dengan aturan dan bisa menyesuaikan perkembangan di lingkungan sekitar, sabtu(14/11). Siswa-siswi dari pimpinan komisariat SMP/sederajat dan SMA/sederajat menjadi sasaran utama pada kegiatan ini. Kegiatan yang diikuti pimpinan komisariat SMP/sederajat dan SMA/sederajat se Kabupaten Magelang ini menjadi sangat meriah ketika Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat IPNU membawakan peserta untuk diskusi IPNU-IPPNU.
Workshop yang diadakan di gedung PC NU Kabupaten Magelang Jl. Magelang – Yogyakarta ini diawali dengan hiburan rebana dari PR IPNU Desa Jumoyo, pembukaan, paparan orientasi oleh Ariyanto mantan ketua IPNU Magelang tahun 2011-2013, diskusi bersama PW IPNU-IPPNU Jawa Tengah dan terakhir sekaligus menjadi puncak acara ini yaitu diskusi bersama Muhammad Nahdhy selaku Sekjend PP IPNU.
Workshop ini mempunyai tujuan sebagai ruang silaturrahmi antar pelajar NU se Kabupaten Magelang, mengenalkan dasar organisasi IPNU-IPPNU, optimalisasi potensi pelajar NU Kabupaten Magelang dan yang terakhir adalah berdirinya komisariat SMP/sederajat dan SMA/sederajat dibawah naungan ma’arif se Kabupaten Magelang.
Dalam paparannya Sekjend PP IPNU mengemukakan bahwa pelajar harus kembali pada khittahnya yaitu menjadi kaum yang terpelajar, sehingga pelajar bisa mewujudkan jati dirinya sebagai kader yang mempunyai potensi untuk berperan bagi bangsa ini. “Kader-kader muda IPNU-IPPNU harus mempunyai jiwa kekaderan dan jiwa yang harus disertai dengan disiplin ilmu, disiplin spiritual dalam berorganisasi. Cara membentuk hal tersebut yaitu dengan belajar”, tutur Gus Nahdhy (panggilan akrab Muhammad Nahdhy).



Rekan Ariyanto sebagai pemateri orientasi juga memaparkan bahwa IPNU-IPPNU harus menjadi wadah bagi pelajar NU untuk menggali dan mengembangkan semua potensinya. “IPNU-IPPNU berfungsi sebagai wadah bagi para pelajar untuk menggali dan mengembangkan potensinya”, tutur Kang Ari (panggilan akrab Ariyanto).