By : Muhammad Adnan
KARTIKA NEWS - Pelajar menempati posisi penting dalam pembangunan bangsa. Menjadi kader bermoral pancasila merupakan salah satu hasil yang dinanti oleh masyarakat Indonesia dari peran para pelajar. Dalam menjalankan tugasnya, tidak sedikit tantangan yang harus dihadapi oleh pelajar. Tantangan yang dimaksud yaitu tantangan yang dinamis, tantangan yang setiap saat bisa berubah sesuai dinamika
zaman.
Pada era
orde lama, tantangan pelajar dan perjuangannya masih belum lepas dari
era perjuangan 1945 yang erat kaitannya dengan perang melawan
kolonialisme dan imperialisme secara fisik.
Berbeda
dengan era orde lama, tantangan kaum pelajar pada orde baru salah
satunya disibukkan dengan cita-cita untuk merealisasikan revolusi
demokrasi yang kemudian disebut reformasi.
Tantangan setiap zaman pasti berbeda, begitu juga bagi pelajar pada era reformasi pasti berbeda dengan masa-masa sebelumnya.
MORAL BANGSA
Itulah
harga diri yang dipertaruhkan para pelajar era reformasi Indonesia.
Moral yang menjadi jati diri bangsa Indonesia adalah penentu
keberhasilan kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu hasil
pemikiran cemerlang yang didasari moral adalah dasar negara Indonesia
yaitu Pancasila. Namun dalam perkembangannya, nilai moral yang
terkandung dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia mulai
ada pergeseran. Munculnya budaya yang tidak sesuai dengan keabsahan
nilai moral bangsa menjadi penyumbang hilangnya nilai moral bangsa
Indonesia. Tawuran pelajar, saling mencontek dalam ulangan, tidak
menaati peraturan dan tidak mempunyai cita-cita untuk kemajuan bangsa
menjadi contoh bergesernya nilai moral bangsa Indonesia di lingkungan
pelajar.
JUJUR
Ada
indikasi pergeseran sifat jujur pada diri para pelajar di negeri ini.
Istilah yang sangat memprihatinkan ketika tidak sedikit pelajar di
Indonesia yang beranggapan Jujur Ajur. Pendapat Jujur Ajur berarti jujur
itu akan mencelakakan kita dimasa depan. Artinya pelajar yang masih
menganggap pendapat tersebut benar, mereka tidak mempercayai kekuatan
batin atau hati nurani yang pada dasarnya adalah petunjuk dari Tuhan
Yang Maha Esa.
Pergeseran
nilai kejujuran bisa kita lihat ketika para pelajar mengikuti ujian.
Dari data Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan
bahwa dalam ujian nasional tahun 2015 tingkat SMA belum 100 persen
pelajar peserta ujian mengedepankan nilai kejujuran. Mereka masih erat
dengan prinsip Jujur Ajur, berpendapat nilai bagus lebih baik dari pada
kejujuran. Sehingga mereka membenarkan semua cara yang mereka lakukan
untuk mendapatkan nilai bagus walaupun dengan cara yang dilarang
sekalipun, misalnya dengan cara mencontek pekerjaan teman.
DAPAT DIPERCAYA
Sebuah
tanggung jawab timbul ketika seseorang mendapat kepercayaan dari orang
lain, tetapi tidak semua orang bisa mempertanggungjawabkannya.
Dikalangan pelajar masih banyak terjadi penyelewengan tanggung jawab
yang seharusnya tidak dilakukan. Hal tersebut mendorong bergesernya
nilai moral pada seseorang yaitu sifat dapat dipercaya.
Dari
analisis yang dilakukan oleh penulis, masih banyak pelajar yang
menyalahgunakan jam pelajaran sekolah untuk kepentingan pribadi, bahkan
kepentingan yang dapat merugikan bangsa. Membolos sekolah untuk bermain
game, pacaran, dan tawuran merupakan contoh masih adanya pelajar yang
belum dapat dipercaya.
BERKELANJUTAN
Prinsip
kehidupan terasa tidak ada artinya ketika seseorang tidak mempuyai
prinsip yang berkelanjutan. Prinsip ini yang kemudian kita katakan
prinsip istiqomah. Sebuah kejujuran dan dapat dipercaya tidak akan ada
artinya apabila tidak didasari prinsip berkelanjutan. Sehingga banyak
orang yang menyatakan Seng Penting Istiqomah (yang pasti berkelanjutan).
KESIMPULAN
Perkembangan
bangsa tidak bisa dilepaskan dengan kesuksesan pelajar dalam menghadapi
tantangannya. Salah satu tantangan yang belum terselesaikan bagi
pelajar saat ini adalah masalah moral. Banyak terjadi penyelewengan yang
tidak sesuai dengan nilai moral bangsa pada kalangan pelajar.
Kejujuran, dapat dipercaya dan berkelanjutan menjadi tantangan terbesar
yang harus kita wujudkan bersama. Dengan optimis didasari nilai luhur
semangat Pancasila, kita harus bisa mewujudkan Pelajar Yang Peduli
Dengan Moral Bangsa.
0 comments:
Berkomentarlah dengan sopan !