NU Siapkan Aksi Lebih Besar dari Aksi 212 Untuk Tolak Full Day School

NU Siapkan Aksi Lebih Besar dari Aksi 212 Untuk Tolak Full Day School

kompas.com
  Kartika News - Dalam upaya untuk menolak kebijakan pemerintah, yaitu program sekolah 5 hari sekolah atau Full Day School. Ketua PWNU Jawa Timur, yakni KH. Mutawakkil Alallah menyatakan bahwa pihaknya siap melakukan aksi penolakan jika aspirasinya tidak didengarkan oleh pemerintah.

  "Ulama NU siap turun ke jalan di Jakarta. Insya Alloh lebih besar dari aksi 212. Itupun jika aspirasi ini tidak ada tindak lanjut." ucap KH. Mutawakkil saat meresmikan kantor PCNU Krakasan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur pada Rabu (9/8/2017) lalu, dilansir dari kompas.com (9/8/2017).

 KH. Mutawakkil yang merupakan pengasuh di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong menyebutkan bahwa dirinya telah menginstruksikan kepada pengurus di ponpesnya untuk memasang spanduk dan baliho menolak kebijakan Full Day Scool tersebut.

 "Seluruh pengasuh ponpes, pengelola madrasah dan warga NU supaya ikut menolak kebijakan tersebut. Ini akan mematikan Madrasah Diniyah. Tolong ketentraman yang sudah kondusif jangan diganggu dengan kebijakan menteri yang memicu polemik." ujarnya.

 Untuk itu, KH. Mutawakkil meminta Presiden Joko Widodo untuk meninjau kebijakan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.
HUT Ke-72 RI : Paskibra Kajoran Tak Disiapkan Dengan Baik

HUT Ke-72 RI : Paskibra Kajoran Tak Disiapkan Dengan Baik


Kartika News, Kajoran – Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA) Kecamatan Kajoran yang disiapkan untuk kegiatan HUT Ke-72 RI kurang disiapkan dengan baik. Tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, penyiapan pasukan pada tahun ini baru dimulai kurang dari 1 bulan sebelum pelaksanaan upacara peringatan kemerdekaan. “Persiapan tahun ini kurang matang”, sebuah kalimat hasil evaluasi dari tahun ke tahun yang tidak pernah dipakai oleh pihak pemerintahan yang mempunyai kewenangan dalam penyiapan hal tersebut.

Ketidaksiapan Kecamatan Kajoran menuju peringatan HUT RI tahun ini dapat diperkuat setelah terlaksananya latihan Paskibra pertama di Lapangan Mranggen Kajoran, Senin (23/7). Pasalnya dalam latihan tersebut hanya terlihat 2 sekolah tingkat menengah atas yang mengikuti. Yaitu MA Salafiyah Penjalinan dan SMK Ma’arif Walisongo Kajoran. Dalam artian pada latihan tahun ini MA Al-Iman Mranggen tidak masuk dalam daftar sekolah yang ditunjuk oleh tim pelatih. Hal ini tentunya memunculkan banyak protes dari berbagai kalangan. Entah itu dari pihak sekolah yang mengikuti latihan ataupun dari pihak internal MA Al-Iman Mranggen sendiri.

Ketidaksiapan panitia ini menimbulkan kekecewaan dari salah satu siswa MA Al-Iman Mranggen. “Kenapa sekolah saya tidak bisa bergabung  latihan Paskibra dengan sekolah yang lain di Kajoran?” ungkap Ria, siswa MA Al-Iman Mranggen Kajoran. Hal tersebut tentunya menggambarkan bahwa pemerintah Kecamatan Kajoran sebagai panitia penyelenggara tidak bisa menggali dan melihat potensi pelajar di Kajoran sebagai aset untuk Paskibra. Padahal ketika dilihat, potensi MA Al-Iman Mranggen Kajoran juga tidak jauh berbeda dengan 2 sekolah yang diikutkan. “Mereka sangat berpotensi, beberapa kali siswa MA Al-Iman Mranggen juga mengikuti Upacara di Kantor Setda Kabupaten Magelang” ungkap salah satu pengurus KNPI Kabupaten Magelang.

Sebuah hal yang sangat disayangkan, sebuah kesatuan jajaran pemerintahan tingkat kecamatan tidak dapat menggali potensi masyarakatnya khususnya kalangan pelajar. Padahal pelajar sebagai generasi bangsa yang seharusnya mendapat tempat yang spesial dalam penggalian minat dan bakatnya dalam rangka menyiapkan diri menjadi pemimpin di negeri ini. (nandcbp)

H-24 Peringatan HUT RI, Lapangan Kajoran Belum Siap Pakai

H-24 Peringatan HUT RI, Lapangan Kajoran Belum Siap Pakai

H-24 HUT RI : Lapangan Dusun Mranggen Desa Kajoran Masih Terlihat Kotor dan Belum Terkondisikan(Senin, 25/7)
Kartika News, Kajoran – Peringatan HUT RI merupakan sebuah kegiatan yang dinanti-nanti setiap masyarakat Indonesia. Pasalnya hal tersebut adalah momen memperingati Sang Merah Putih resmi dikibarkan di tanah ibu pertiwi. Namun, berbeda di sebuah kecamatan di lereng Gunung Sumbing ini. Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang ialah nama daerah tersebut.

Persiapan peringatan hari nan sakral di daerah ini betul-betul terkesan sangat disepelekan. Penyiapan lokasi untuk uapacara yang kurang diperhatikan menjadi salah satu indikasi kurangnya persiapan panitia menghadapi hari yang suci untuk negeri ini. Pada H-24 lapangan yang akan digunakan untuk kegiatan uatama peringatan ini masih tak layak dihuni. Rumput yang tumbuh lebat tak terurus, sampah-sampah yang berserakan di penjuru lapangan menjadi saksi  ketidak siapan panitia menuju hari Kemerdekaan Indonesia.

Hal tersebut membuat kecewa komponen utama Negara yang betugas di Koramil Kajoran, pihaknya mengaku sangat kecewa atas persiapan peringatan HUT ke-72 RI yang kurang maksimal. “Harusnya rumput-rumput di lapangan ini sudah dibersihkan 3 bulan sebelumnya, jadinya kita tidak terkesan memaksakan dalam pelaksanaannya. Persiapan HUT RI kok dadakan” ungkap Aris salah satu prajurit yang bertugas di Koramil Kajoran.

Sebetulnya menjadi hal yang sangat mudah ketika pemerintah kecamatan bisa merangkul semua pihak termasuk elemen pemuda sebagai Generasi Emasnya Indonesia. Sebuah hal yang logis dan mudah sebetulnya ketika pemuda di Kecamatan Kajoran digerakkan untuk pedulli terhadap lingkungannya. Apalagi dimomen yang sakral ini, nasionalisme dan patriotism pemuda akan terbukti mengguncang dunia ketika pemerintah dapat merangkul semua elemen dengan pengertian-pengertian open maindset kepada mereka.  (nandcbp)