Peduli Bencana Jogja, STAPALA Syubbanul Wathon Adakan Penggalangan Dana

Peduli Bencana Jogja, STAPALA Syubbanul Wathon Adakan Penggalangan Dana

Mahasiswa sedang melakukan penggalangan donasi di perempatan dekat kampus STAIA Syubbanul Wathon

      Kartika News - Bencana banjir yang melanda daerah Gunungkidul membuat duka tersendiri bagi masyarakat di Indonesia. Seperti yang kita ketahui bahwa Gunungkidul adalah wilayah yang cukup sulit untuk mendapatkan air.

    Tingginya curah hujan serta Siklus Cempaka menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di Gunungkidul. Tempat berkumpulnya air seperti sungai dan waduk yang tidak lagi menampung air hingga akhirnya air tersebut meluap dan mengalir ke pemukiman warga. Banyaknya sampah dan batu di sungai juga menjadi salah satu penyebab bencana ini.

STAPALA Syubbanul Wathon

     Mendengar kabar tersebut, Mahasiswa Pecinta Alam STAIA Syubbanul Wathon atau STAPALA tidak tinggal diam. Mereka mengadakan kegiatan penggalangan dana di sebuah perempatan yang berada di depan kampus STAIA Syubbanul Wathon. Tempat tersebut dipilih karena terdapat lampu lalu lintas sehingga memudahkan mahasiswa untuk menggalang dana kepada setiap warga yang berkendara. Kegiatan ini juga telah mendapatkan izin dari Polsek Kecamatan Tempuran.

      Selain di perempatan Meteseh, beberapa Mahasiswa juga bertolak ke Borobudur untuk menggalang dana. Ada juga Mahasiswa yang berkeliling ke warung dan pabrik di wilayah Kecamatan Tempuran untuk meminta donasi. Warga sekitar juga mengapresiasi dengan memotret Mahasiswa ketika menggalang dana serta memberi donasi tentunya.

    Aksi penggalangan dana ini dilakukan selama 2 hari mulai dari tanggal 2 - 3 Desember 2017. Ketika uang yang terkumpul telah mencapai target akan dibelanjakan Sembako yang nantinya dikirimkan ke lokasi bencana.
     
Sayang, Aku Lahir di Masa Yang Aneh

Sayang, Aku Lahir di Masa Yang Aneh

j-cul.com

Aku tak pernah berpikir apa yang akan aku dapatkan ketika aku telah berusaha
Aku tak pernah berpikir apa yang aku raih ketika ku kejar cita
Aku tak pernah berpikir apa yang akan aku tuai dari benih yang aku tanam

     Aku hanya mencoba berjalan dengan wajar dan pasti dalam lingkaran alur
     Aku hanya mensyukuri langkah demi langkah yang aku tempuh
     Aku hanya menikmati lingkaran itu berputar

Sayang.. aku lahir di masa yang aneh
Sayang.. aku hidup di dunia yang tak ku pahami
Sayang.. aku harus menjalani keabu-abuan yang tak kusenangi

    Rumput memang tak pernah mengerti itu semua
    Apa lagi ayam-ayam itu
    Hanya berbunyi gaduh ketika mendapatkan makanan

Mata ini merabas
Mensyukuri bahwa aku bukan seperti ayam itu

Karya : Himatul Mardhiyah | PR IPPNU Wonogiri
Khilaf

Khilaf

pangandaran.travel

Suatu hari di sekolah STM.
Pario       : “ Ga, masak puasa-puasa kayak gini kita disuruh olah raga juga.”
Pega        : “ heh.. kata pak ustad puasa itu gak boleh buat alesan ngejalanin akitivitas kita tau.”
Pario       : “ Pake logika aja lah Ga, kalo abis olah raga kan pasti kita aus.”
Pega        : “Tuh,. Alesan lagi kan.” (Pak Guru Olahraga datang dan meniup peluit)
Ninju      : “ Bener kan hari ni kita bakal main bola.”
Virza      : “ Ok,. Kalo gitu kita tarohan siapa yang bakal menang?”
Ninju      : “ Ya pasti teamnya Pario lah”
P. Guru   : “Ehemm... ini temen-temennya lagi pemanasan malah pada ngegosip sama neduh disini hayo!”
Ninju      : “ Hehe.. maaf pak, kata mama, saya ga boleh ikut olah raga.”
P.Guru    : “lha emang kenapa?”
Ninju      : “Ya kan saya bisa jadi laper trus bisa batal puasanya soalnya saya pasti langsung makan kalo abis olahraga pak.”
P.Guru     : “Ya Allah... puasa kok buat alesan. Lha kamu kan nasrani. Kamu lupa?”
Ninju       : “Oh iya ya, ya udah saya nanti yang jadi kiper aja pak, Hehehe.”

Karya : Himatul Mardhiyah | PR IPPNU Wonogiri